Kamis 02 Jul 2020 23:09 WIB

IKADI Minta Umat Boikot Produk Produsen Pro LGBT

IKADI meminta umat mencari produk alternatif selain produsen pro LGBT.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Jenderal Ikadi Ustaz Ahmad Khusyaeri, meminta umat mencari produk alternatif selain produsen pro LGBT.
Foto: Ikadi
Sekretaris Jenderal Ikadi Ustaz Ahmad Khusyaeri, meminta umat mencari produk alternatif selain produsen pro LGBT.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI) mengajak umat Islam mencari produk-produk kebutuhan sehari-hari dari perusahaan yang tidak mendukung LGBT.  

Sebab menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Ustadz Ahmad Khusyaeri, sebagaimana dalam Alquran surat Al Maidah ayat 2 dijelaskan agar tidak saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dam permusuhan.  

Baca Juga

Dia menjelaskan LGBT merupakan perbuatan dosa yang secara jelas telah diharamkan dalam Islam serta agama-agama lainnya. 

Maka dari itu, menurut dia, mendukung produk perusahaan yang secara terang-terangan mendukung LGBT baik dengan membeli, memakai termasuk dalam kategori orang yang tolong menolong dalam perbuatan dosa. Karenanya dia mengajak umat Muslim untuk berikhtiar mencari produk lainnya.  

"Untuk itu harus berikhtiar dengan mencari produk lain. Kecuali kalau benar-benar kita tidak mendapatkan alternatif produk lain. Maka ini masuk dalam kategori darurat. Dan darurat itu terbatas ada kadarnya dan betul-betul itu produk yang sangat penting dan genting," kata Ustadz Ahmad Khusyaeri kepada Republika,co.id pada Kamis (2/7). 

Dia juga mengajak umat Muslimin untuk menasehati bila menemukan orang-orang yang justru mendukung LGBT. Sebagaimana dalam surat Adz Dzariyat ayat 55 menjelaskan tentang perintah memberikan peringatan yang bermanfaat bagi orang-orang beriman.  

"Kalau ada pihak, baik individu maupun kelompok yang secara terang-terangan mendukung LGBT, kewajiban kita untuk menasehati dan mengingatkannya,"katanya. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement