REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melaksanakan program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) berhasil membuat inovasi di tengah pandemi Covid-19. Mahasiswa yang melakukan PMM di Desa Pandulangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan ini berkreasi membuat alat pencuci tangan sistem injak.
"Guna membantu pemerintah daerah dan masyarakat setempat memutus rantai penyebaran wabah," perwakilan kelompok PMM UMM, M. Iqbal Ashshiddiqie dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (2/7).
Iqbal bersama Eddy Wibowo, Najla Syafiqa, Devy Aprilia dan Maulida Mahfudzah mengaku sengaja menciptakan inovasi alat pencuci tangan. Mereka ingin masyarakat tidak menyentuh apapun kecuali sabun pada saat mencuci tangan, apalagi di tempat umum. Sebab, higienitas di fasilitas umum tidak bisa diprediksi sehingga diperlukan alat dengan konsep khusus.
Alat pencuci tangan Iqbal dan tim terbuat dari bahan-bahan yang sederhana. Beberapa di antaranya seperti dua buah bambu, jerigen bekas, tali jemuran dan satu buah kayu galam. Cara pembuatannya pun sangat mudah dibandingkan fasilitas serupa lainnya.
Selain mudah dibuat, inovasi Iqbal dan tim dapat meminimalkan kontak sentuhan. Hal itu karena bisa digunakan hanya dengan menginjak pedal di bagian bawah. Saat ini alat cuci tangan telah dipasang di depan Kantor Kepala Desa Pandulangan.
"Ditempatkan strategis agar dilihat banyak orang," jelasnya.
Kegiatan pembuatan alat pencuci tangan berjalan lancar. Bahkan, ide tersebut diapresiasi oleh Dosen Pembimbing Lapangan PMM UMM, Mohammad Jufri. Jufri berharap, warga setempat bisa terinsipirasi memanfaatkan bahan sederhana namun mempunyai nilai guna yang tinggi pada saat masa pandemi Covid-19.