REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nabi Ibrahim SAW merupakan nabi ulul azmi bersama Nabi Nuh, Musa, Isa dan Muhammad. Nabi Ibrahim terkenal cerdas dalam memecahkan ilmu terutama ilmu semiotika atau ilmu ketandaan (isarat).
Melalui keahlian inilah Nabi Ibrahim menemukan tanda-tanda kuasaan Allah SWT yang membuatnya hatinya yakin bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Pencarian tentang tanda-tanda kekuasaan Allah membuat ibrahim termasuk nabi ulul azmi.
Untuk menyampaikan ketidak setujuannya atas keadaan rumah tangga putranya yakni Ismail, Ibrahim memberkikan kode agar Ismail menceraikan istrinya dengan memberi isarat mengganti kusen pintu.
Muhammad Nur Abdullah Hafiz Suwaid dalam bukunya "Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak" menceritakan setelah ibunya menemukan sumber mata air zamzam, Ismail tumbuh besar dan menguasai wilayah itu. Ketika ada satu rombongan datang mendekati wilayah itu Ismail mengizinkannya mereka singgah di tempat itu.
"Tetapi kalian tidak berhak atas air ini (sumur zamzama)," kata Ismail.
Mendengar peringatan Ismail, rombongan itu sepakat. Karena itulah nereka menjawab "Baiklah". Sementara ini yang penting mereka dapat singgah di tempat itu.
Ibnu Abbas berkata Nabi SAW bersabda, "Hal ini menggugah perasaan Ibu Ismail yang memang menyukai kelembutan."
Mereka pun menetap di sana selamanya dan mereka rombongan itu juga mengundang beberapa keluarga lain untuk menetap di sana hingga terkumpul beberapa keluarga.
Ismail telah tumbuh dewasa. Dia belajar bahasa Arab dari mereka. Ibu Ismail sudah meninggal dunia setelah Ismail menikah. Ibrahim datang untuk melihat peninggalannya yaitu anak dan istrinya.
Namun Ibrahim tidak bertemu dengan Ismail begitupun istrinya. Dia bertanya kepada istri Ismail tentangnya, dan sang istrinya menjawab. "Dia sedang pergi untuk berburu." Jawabnya tidak ramah.
Kemudian Ibrahim bertanya tentang kehidupan mereka. Wanita itu menjawab, "Kami hidup serba kekurangan dan kesulitan." keluhnya.
Ibrahim berkata, "Apabila suamimu datang, sampaikanlah salamku kepadanya dan katakan agar dia mengganti kusen pintunya."
Lalu kemudian Ismail datang ke rumah, dia merasakan ada suatu. Ibrahim bertanya kepada istrinya, "Apakah ada yang datang?" Wanita tersebut menjawab, "Benar. Seorang tua demikian dan demikian datang menanyakan tentangmu. Dan aku beri tahu bahwa engkau sedang berburu." Katanya.
"Dia juga menanyakan perihal kehidupan kita. Aku beritahukan bahwa kita hidup serba kekurangan dan kesulitan."
Ismail kembali bertanya, "Apakah dia menitipkan sesuatu?" Wanita itu menjawab, "Ya, dia menitipkan salam untukmu dan mewasiatkan agar engkau mengganti kusen pintumu."
Ismail berkata, "Itu adalah bapakku.Dia memerintahkanku untuk menceraikanmu. Pulanglah engkau ke keluargamu."
Setelah itu Ismail menikah lagi, beberapa waktu kemudian Ibrahim datang tetapi kembali tidak bertemu Ismail. Dia bertemu istrinya dan bertanya tentang Ismail. Sang istri menjawab,
"Sedang pergi mencari nafkah." Ibrahim bertanya tentang kehidupan mereka, "bagaimana keadaan kalian?" Dia menjawab sambil memanjatkan puja luji kehadirat Allah SWT. "Kami baik dan serba kecukupan."
Ibrahim bertanya lagi, "Apa makanan kalian?" Dia menjawab, "daging." Ibrahim bertanya, "apa minuman kalian?" Dia menjawab, "Air." Ibrahim berdoa, "Ya Allah Berkatilah mereka pada daging dan air."
Muhammad Nur Abdullah mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, "Mereka tidak mengenal biji-bijian saat itu. Kalau seandainya ada, tentu dia juga mendoakannya untuk mereka."
Lanjut kepada kisah percakakapan Ibrahim saat itu dia berkata, apabila suamimu datang, sampaikanlah salamku dan perintahkanlah dia untuk menahan kusen pintunya.
Setelah Ismail datang dia bertanya, "Apakah ada yang datang? "Sang istri menjawab," Benar seorang tua yang berparas tampan datang menanyakan tentang mu dan aku beri tahu bahwa engkau sedang pergi mencari nafkah. Dia juga menanyakan perihal kehidupan kita. Aku beritahu bahwa kita hidup baik dan serba kecukupan. "Ismail kembali bertanya apakah dia menitipkan sesuatu?"
Sang istri menjawab. "Ya, dia menitipkan salam untukmu dan memerintahkanmu untuk membiarkan kusen pintu mu."
Ismail berkata, itu adalah bapakku engkau kusen pintu itu dia memerintahkan untuk terus menahanmu."