Jumat 03 Jul 2020 08:23 WIB

Harga Minyak Naik Didorong Data Pekerja AS

Lonjakan kasus memicu kekhawatiran kegiatan ekonomi kembali melemah.

Minyak berjangka naik di atas dua persen pada akhir perdagangan Kamis (2/7), didukung oleh penurunan pengangguran AS dan pengurangan persediaan minyak mentah.
Foto: AP Photo/Charlie Riedel
Minyak berjangka naik di atas dua persen pada akhir perdagangan Kamis (2/7), didukung oleh penurunan pengangguran AS dan pengurangan persediaan minyak mentah.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Minyak berjangka naik di atas dua persen pada akhir perdagangan Kamis (2/7), didukung oleh penurunan pengangguran AS dan pengurangan persediaan minyak mentah. Akan tetapi, kebangkitan infeksi Virus Corona AS memicu kekhawatiran bahwa kegiatan ekonomi akan melemah dalam beberapa minggu mendatang.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 83 sen atau 2,1 persen menjadi menetap di 40,65 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 1,11 dolar AS atau 2,6 persen menjadi ditutup pada 43,14 dolar AS per barel.

Baca Juga

Kontrak berjangka WTI dan Brent pada Kamis menandai penyelesaian tertinggi sejak 6 Maret, menurut Dow Jones Market Data. Tidak akan ada perdagangan reguler untuk minyak berjangka AS pada Jumat (3/7) karena libur Hari Kemerdekaan.

Kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat naik hampir 50.000 pada Rabu (1/7), kenaikan satu hari terbesar sejak dimulainya pandemi. Banyak negara bagian menyarankan warga untuk membatasi pergerakan dan menutup bisnis dan restoran lagi, yang diperkirakan akan menghambat pertumbuhan lapangan pekerjaan.

"Pada saat ini data ekonomi tampaknya melampaui infeksi Covid-19 dan tampaknya pertumbuhan terjadi meskipun ada peningkatan dalam kasus-kasus ini," kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago.

Data penggajian nonpertanian AS meningkat sebesar 4,8 juta pada Juni, mengalahkan ekspektasi, bahkan ketika kehilangan pekerjaan permanen meningkat. Para pedagang mengatakan data itu dapat mengurangi keinginan di Washington untuk lebih banyak dukungan pemerintah federal bagi ekonomi.

"Laporan pekerjaan itu bagus, tetapi sisi kurang baiknya adalah bahwa itu sangat bagus sehingga dapat menghambat program stimulus," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger.

Perusahaan-perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi ke rekor terendah selama sembilan minggu berturut-turut, menurut Baker Hughes Co. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS juga turun 7,2 juta barel dari rekor tertinggi pekan lalu, lebih besar dari yang diperkirakan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement