REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- National Paralympic Committee (NPC) Sulawesi Selatan merespon usulan panitia agar pelaksanaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI dapat dilaksanakan sebelum penyelenggaraan PON XX yang dijadwalkan pada Oktober 2021.
Ketua NPC Sulawesi Selatan Sony Sandra mengatakan pihaknya pada dasarnya tidak keberatan jika panitia melaksanakan agenda tersebut sebelum ataupun sesudah Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Saya melihat apakah Peparnas lebih dulu atau setelah PON, itu tentunya tergantung tuan rumah karena sudah menjadi hak dari tuan rumah untuk membuat jadwal," katanya.
"Tetapi yang jadi masalah jika alasannya yang ingin menjadikan Peparnas sebagai ajang test event, itu yang kurang tepat. Apalagi Peparnas ataupun PON seharusnya setara," katanya.
Ia menjelaskan, jika alasan pelaksanaan Peparnas dilaksanakan lebih dulu dari PON, supaya Peparnas lebih tersosialisasi di tengah masyarakat khususnya di Papua, maka itu tidak masalah bagi pihaknya.
"Namun jika alasannya (lebih dulu dari PON) untuk dilakukan test event dan sebagainya, itu yang kurang tepat karena derajat PON ataupun Peparnas itu sama (sebagai event olahraga resmi)," ujarnya.
Sekretaris Umum II PB Peparnas Papua, Timotius Matuan, dalam pernyataan menyebutkan pada umumnya Peparnas kerap dilaksanakan usai pelaksanaan PON, namun untuk pelaksanaan di Papua diusulkan agar digelar lebih dulu sehingga dapat menjadi acuan atau test event bagi panitia PON.
Ia mengatakan hingga saat ini belum ada kegiatan olahraga yang digelar di Papua sebagai test event bagi panitia PON. Sebab, Popnas dan Peparpenas Papua tahun 2019 yang harusnya menjadi test event bagi panitia PON justru dipindahkan ke Jakarta.