Jumat 03 Jul 2020 15:45 WIB

BMKG Kajian Gempa Tingkatkan Kesiapan Mitigasi Bencana

Kapan terjadinya gempa tidak dapat ditentukan.

Gempa (ilustrasi)
Foto: republika
Gempa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kajian periode ulang gempa tektonik dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapan dan mitigasi bencana bagi masyarakat.

"Kapan terjadinya gempa tidak dapat ditentukan. Ada kajian periode ulang sebagai perkiraan agar kita bisa lebih menyiapkan mitigasi bencana," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Mamuri di Padang Panjang, Jumat (3/7).

Baca Juga

Gempa kuat, menurut dia, memang memiliki periode ulang di lokasi yang sama, namun demikian waktunya cukup lama bisa mencapai puluhan tahun dan tidak dapat ditentukan atau tidak pasti.

Ia mengungkap, hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PusGeN) pada 2017 di Segmen Sianok itu memiliki magnitudo tertarget M 7,4 dengan laju pergeseran sesar 14 mm per tahun.

"Kajian periode ulang itu juga sebagai pengingat bahwa gempa besar pernah terjadi di suatu lokasi jadi masyarakat punya pertimbangan atau kesiapan misalnya ketika mau mendirikan bangunan," katanya.

Catatan kejadian gempa kuat dan merusak pada segmen tersebut terjadi pada 1926 dengan pusat gempa di sekitar Danau Singkarak atau lebih diingat masyarakat sebagai gempa Padang Panjang, kejadian gempa pada 16 Februari 2004 dan 6 Maret 2007.

Segmen Sianok merupakan bagian sesar aktif di Sumatera Barat yang patut diwaspadai memiliki potensi memicu gempa kuat terjadi berulang.

Segmen Sianok membentang sepanjang sekitar 90 kilometer dari sisi timur Danau Singkarak ke sisi barat daya Gunung Marapi hingga Ngarai Sianok.

Informasi mengenai kegempaan itu perlu dipahami masyarakat supaya yang bermukim di lokasi rawan dapat mempertimbangkan ketika melakukan pembangunan agar tahan gempa, menyiapkan jalur evakuasi di lingkungan masing-masing dan bentuk kesiapan lainnya.

"Jadi kajian itu sifatnya untuk keperluan mitigasi bencana, bukan prediksi. Masyarakat perlu mengetahui agar dijadikan pelajaran bahwa kita berada di lokasi rawan gempa sehingga perlu ada kesiapan untuk meminimalkan risiko jika bencana terjadi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement