REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pembunuhan warga kulit hitam George Floyd berubah menjadi gerakan politik saat ini lewat slogan Black Lives Matter. Muslim di Amerika Serikat bersatu mendukung warga kulit hitam mendapat haknya meski berbeda keyakinan.
Floyd awalnya dilaporkan toko yang dimiliki Muslim Amerika keturunan Arab Mahmoud Abumayyaleh, karena diduga memakai uang palsu. Namun Abumayyaleh tak menyangka laporannya malah jadi dasar polisi bertindak sewenang-wenang pada Floyd.
Abumayyaleh kini memilih tak akan menelepon polisi jika ada pelanggan bermasalah. Langkah Abumayyaleh menentang polisi bukanlah dilakukan seorang diri. Lembaga-lembaga Muslim di Amerika menyatakan dukungan pada kulit hitam.
Sekitar 35 komunitas Muslim dari 60 wilayah akhirnya mengambil sikap. Mereka menyadari kulit hitam sering termarjinalkan.