Jumat 03 Jul 2020 17:18 WIB

Pemprov Jatim Ingatkan Kebersamaan Antardaerah Perangi Covid

Jangan ada saling lempar masalah karena semua daerah harus bekerja perangi Covid-19.

Warga menerobos portal yang dipasang Satpol PP di kawasan Gor Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur (Ilustrasi). Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengingatkan pentingnya kebersamaan antardaerah serta keterbukaan yang sama untuk memerangi di wilayah setempat.
Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
Warga menerobos portal yang dipasang Satpol PP di kawasan Gor Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur (Ilustrasi). Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengingatkan pentingnya kebersamaan antardaerah serta keterbukaan yang sama untuk memerangi di wilayah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengingatkan pentingnya kebersamaan antardaerah serta keterbukaan yang sama untuk memerangi di wilayah setempat. Kebersamaan juga akan memudahkan dalam melakukan percepatan penanganan Covid-19 di wilayah setempat. 

"Jangan ada saling lempar-lemparan masalah karena semua daerah harus bersama-sama bekerja demi menanggulangi pandemi ini," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat (3/7).

Baca Juga

Ia juga mengingatkan pesan Presiden Jokowi yang disampaikan saat kunjungan ke Jawa Timur pada Kamis (25/6) bahwa semua harus memiliki perasan sama dalam menangani virus corona. "Jadi perlu adanya keterbukaan seperti yang disampaikan bapak Presiden bahwa kita harus memiliki perasaan sama," ucapnya.

Mantan bupati Tulungagung itu mengatakan Pemprov Jatim telah menggelar pertemuan dan membahas pesan presiden dengan pejabat Forkopimda. Khususnya, terkait waktu dua pekan yang diberikan bagi Jatim untuk menurunkan angka Covid-19.

Pemprov dan jajaran Forkopimda Jatim mengadakan pertemuan dengan gugus tugas tiga wilayah di Surabaya Raya, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik di Markas Kodam V/Brawijaya Surabaya pada Kamis (2/7) malam. Turut hadir Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Rahman serta Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah selaku pimpinan rapat. Heru menyebut sekarang inilah waktu tepat untuk duduk bersama menindaklanjuti arahan presiden bahwa angka Covid-19 di Jawa Timur harus turun. "Kalaupun tidak turun, paling tidak akan ada langkah konkret dari hulu sampai hilir," tegasnya.

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah mengatakan untuk mewujudkan penurunan angka penularan Covid-19 di Surabaya Raya, salah satu hal krusial yang harus dilakukan adalah menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan. Hal ini, kata dia, karena masih banyak masyarakat yang belum sadar akan ancaman nyata dari Covid-19.

"Saya sudah mendatangi beberapa rumah, ada yang dalam satu rumah tersebut terdapat lima orang, tapi maskernya hanya ada dua, jadi jika ada yang mau keluar rumah, masker tersebut dipakai bergantian. Lalu, kami bagikan lima masker," katanya.

Ia juga melihat bahwa saat malam hari di beberapa ruas jalan di Surabaya, banyak orang bersepeda, mulai tua, remaja, hingga anak-anak yang setelah itu berkumpul di Taman Bungkul. "Ketika kami tanya, kenapa bersepeda ramai-ramai malam hari? Jawabannya karena bosan atau suntuk di rumah dan ingin jalan-jalan. Jika seperti ini terus, bagaimana bisa turun angka Covid-19?" tuturnya.

Di tempat sama, Kapolda Jatim Irjen Mohammad Fadil Imran mengusulkan agar dilakukan tindakan tegas kepada masyarakat yang masih mengabaikan protokol kesehatan. Kemudian, menerapkan jam malam di beberapa ruas jalan di wilayah Surabaya Raya.

"Kalau perlu, jam 21.00 WIB ditutup saja jalan yang menjadi tempat berkumpul masyarakat, lalu disemprot disinfektan. Kemudian, perlu adanya sanksi tegas, seperti di Banyuwangi jika ada tempat yang masih bandel, diberi kartu kuning, jika tetap nekat dikasih kartu merah atau tutup selamanya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement