REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membidik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sebagai pusat pengobatan tradisional. Hal itu terungkap saat kunjungan kerja Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto ke RSUD Bung Karno, Jumat (3/7).
Rencana tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan dunia medis berbasis obat tradisional atau herbal serta wisata medis. Terawan menyatakan, pengobatan tradisional merupakan kearifan lokal yang harus ditonjolkan.
"Dan itu sebenarnya bisa mendunia, dan pengobatan tradisional ini bisa menjadi medical tourism. Apalagi siapa tahu dari riset-riset obat tradisional ini bisa juga untuk penanganan Covid-19 dan sebagainya," katanya kepada wartawan seusai mengunjungi RSUD Bung Karno.
Karenanya, diperlukan langkah modernisasi pengobatan trandisional melalui riset dan pengembangan teknologi. "Di situlah kami mau memodernisasi pengobatan tradisional ini menjadi sebuah ikon yang baik. Ada tempatnya untuk pelayanan dan ada tempatnya untuk pengembangan riset dan teknologinya," paparnya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, fasilitas di RSUD Bung Karno sudah memadai untuk rencana tersebut. Pengembangan RSUD Bung Karno sebagai pusat pengobatan tradisional diharapkan dapat mendukung keberadaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) milik Kemenkes di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
"Ya RSUD pusat pengobatan tradisional, artinya herbal. Jadi akan dibalik, yang tradisional itu mem-backup yang modern. Kalau sekarang kan pengobatan modern di-backup tradisional," kata Wali Kota.
Nantinya, jika rumah sakit pusat pengobatan tradisional tersebut dapat dikembangkan, maka diharapkan dapat memperpanjang usia harapan hidup orang Indonesia. "Nanti di-support oleh Kementerian Kesehatan untuk SDM-nya maupun untuk pendampingan, dan hari ini sekalian mau nengok ke Tawangmangu," ujar Wali Kota.