Jumat 03 Jul 2020 18:57 WIB

22.000 Babi di NTT Mati Akibat Demam Afrika

Perkembangan demam babi Afrika meresahkan warga NTT

Red: Nur Aini
Demam babi Afrika menjangkit babi ternak.
Foto: Pixabay
Demam babi Afrika menjangkit babi ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa hingga akhir Juni 2020 jumlah babi yang mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika sudah mencapai 22.000-an ekor.

"Data terakhir mencapai 22 ribuan babi yang sudah mati, angka pastinya saya agak lupa," kata Sekretaris Dinas Peternakan NTT Frans Samon di Kupang, Jumat (3/7).

Baca Juga

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan kasus matinya babi di NTT yang cukup meresahkan seluruh masyarakat di provinsi berbasis kepulauan itu. Frans mengatakan bahwa saat ini penyebaran virus demam babi Afrika itu tidak hanya terjadi di pulau Timor saja, tetepi justru sudah menyebar sampai ke Sumba, Alor bahkan sampai di Flores khususnya di Kabupaten Sikka.

"Sebelumnya Pulau Timor terbanyak kasus babi yang mati akibat virus itu, tetapi saat ini justru sudah menyebar sampai ke beberapa pulau lain di NTT ini," tutur dia.