Jumat 03 Jul 2020 22:13 WIB

Sepekan Nihil, Kasus Covid-19 Kabupaten Sukabumi Bertambah

Kasus positif Covid-19 Kabupaten Sukabumi bertambah satu orang.

Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan, pasien COVID-19 di Kabupaten Sukabumi bertambah satu orang (Foto: ilustrasi Covid-19 Sukabumi)
Foto: Republika/Prayogi
Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan, pasien COVID-19 di Kabupaten Sukabumi bertambah satu orang (Foto: ilustrasi Covid-19 Sukabumi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan, pasien COVID-19 di Kabupaten Sukabumi bertambah satu orang. Padahal, sudah hampir satu pekan terakhir tidak ada penambahan kasus penularan Covid-19.

"Penambahan kasus baru tersebut merupakan laki-laki berusia 38 tahun asal Kecamatan Sukabumi, bertambahnya satu pasien terkonfirmasi positif tersebut berasal dari pemeriksaan 'swab' (usap) yang dilakukan secara massal," kata Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Andi Rahman melalui petugas Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Jumat (3/7).

Baca Juga

Jumlah orang tanpa gejala (OTG) juga bertambah 25 menjadi 272 orang dengan rincian 25 orang masih dalam pemantauan dan 247 orang selesai pemantauan. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) bertambah 22 menjadi 4.472 orang, di mana 46 orang di antaranya masih dipantau, sedangkan yang sudah selesai pemantauan 4.425 orang, sedangkan satu diantaranya meninggal dunia. Jumlah pasien dalam pengawasan bertambah enam orang, masih dalam pengawasan sembilan orang, 223 selesai pengawasan, dan 24 orang meninggal dunia.

Ia menyebut, kabar baik kasus COVID-19 di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali itu, jumlah pasien yang sembuh bertambah lima menjadi 33 orang dan yang masih dalam perawatan di ruang isolasi rumah sakit rujukan 19 orang. Kasus COVID-19 di Kabupaten Sukabumi masih berfluktuasi, namun pihaknya berharap tidak ada gelombang kedua penyebaran virus menular yang bisa menyebabkan kematian itu.

Oleh karena itu pihaknya mengimbau warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meskipun aktivitas sudah mulai dilonggarkan, seperti menggunakan masker, khususnya saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak fisik, membasuh tangan secara rutin, dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement