REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pria berusia 62 tahun dengan infeksi virus corona Covid-19 dilaporkan mengalami ereksi selama empat jam. Laporan kasus ini diterbitkan oleh American Journal of Emergency Medicine, dilansir Forbes, Jumat (3/7).
Ereksi berkepanjangan tidaklah termasuk dalam 12 gejala Covid-19 yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat Ereksi yang berlangsung selama lebih dari empat jam bukanlah hal yang baik.
Kondisi tersebut dikenal sebagai priapisme, yang didefinisikan sebagai ereksi penis yang berkepanjangan. Seperti yang dijelaskan oleh American Urological Association, ada dua tipe umum priapisme, yakni saat darah tidak dapat meninggalkan penis (priapisme iskemik) dan ketika aliran darah ke penis tidak diatur dengan baik (priapisme non-iskemik).
Darah di pembuluh darah penis harus bersirkulasi untuk mempertahankan aliran darah dan mengirim oksigen ke penis. Oleh karena itu, priapism iskemik adalah keadaan darurat medis karena penis tidak dapat berdiri tegak selama itu karena bisa menyebabkan kerusakan jaringan.