REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdulmanap Nurmagomedov, ayah petarung MMA Khabib Nurmagomedov, meninggal dunia pada Jumat (3/7) waktu setempat. Adulmanap disebut mengalami kerusakan pada jantung dan otaknya akibat serangan infeksi virus Corona.
''Abdulmanap mengalami dua serangan, di jantung dan otaknya,'' kata sahabat keluarga Nurmagomedov, Ramazan Rabadanov seperti dikutip Championat.com, Jumat.
Tim dokter berhasil menyembuhkan jantungnya. Meski, Abdulmanap sempat mengalami koma seusai menjalani operasi jantung. Dia terpaksa harus dioperasi setelah mengalami serangan jantung akibat infeksi virus corona.
Sejak saat itu Abdulmanap disebut berada dalam kondisi stabil tapi serius. Artinya, kondisinya bisa tiba-tiba berubah menjadi kritis.
Tidak seperti jantungnya, kata Rabadanov, kerusakan pada otak Abdulmanap tidak bisa tertangani oleh tim dokter.
''Mereka bisa menyembuhkan jantung, tetapi tidak otaknya,'' katanya. ''Dia tidak pernah keluar dari koma. Situasinya terlalu sulit, sudah terlambat.''
Ia mengatakan tim dokter sudah melakukan segalanya untuk memberi pertolongan kepada Abdulmanap. Tetapi, kondisi kesehatan Abdulmanap sudah sangat sulit.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Rusia pada akhir Juni lalu, Khabib sebelumnya mengabarkan kondisi ayahnya yang masih dalam kondisi kritis. Ia sempat memberikan kabar baik bahwa Abdulmanap sudah tidak lagi terinfeksi virus corona.
‘’Virus coronanya sudah hilang. Virusnya tidak perlu dikhawatirkan lagi,’’ kata Khabib kepada stasiun televisi Rusia Channel One, seperti dikutip RT.com, Selasa (23/6). ‘’Tapi, virusnya menimbulkan konsekuensi berat pada hati dan jantungnya.’’
Khabib mengaku dirinya tiap hari berada di samping tempat tidur ayahnya. The Eagle hanya bisa menatap ayahnya yang terbaring di tempat tidur rumah sakit.
‘’Saya selalu menjenguknya, dia mengenali diriku. Tapi, tidak ada komunikasi karena dia dipasangkan alat bantu medis,’’ cerita Khabib.
Pihak rumah sakit mengizinkan Khabib setiap hari menjenguk Abdulmanap. Selama setengah jam setiap hari, khabib menghabiskan waktu menemani sang ayah.
‘’Setiap hari mereka mengizinkan saya masuk. Saya menghabiskan waktu setengah jam bersama ayah. Saya genggam tangannya,’’ kata Khabib. ‘’Ketika saya tanya,’Ayah, apakah kau mengenali diriku?’. Dia menjawabnya dengan gerakan isyarat.’’