Sabtu 04 Jul 2020 09:41 WIB

Indonesia Dorong UNESCO Soal Pendidikan 

Indonesia mendorong UNESCO prioritaskan pendidikan dalam penanganan krisis Covid-19.

Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO digelar 2-3 Juli 2020 di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis.
Foto: Istimewa/KBRI Paris
Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO digelar 2-3 Juli 2020 di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Indonesia mendorong UNESCO untuk memprioritaskan sektor pendidikan dalam penanganan krisis Covid-19. Indonesia juga berbagi pengalaman tentang proses belajar dan mengajar di Indonesia masa pandemik. 

“Di Indonesia, berbagai inisiatif telah diambil Pemerintah untuk memastikan berlanjutan pendidikan saat Covid-19, seperti program antara lain Rumah Belajar SPADA, Guru Berbagi dan program pembelajaran melalui siaran televisi” ujar Dubes RI/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Arrmanatha Nasir, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (3/7). 

Hal ini disampaikannya dalam pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO yang digelar 2-3 Juli 2020 di kantor pusat UNESCO di Paris, Prancis. Salah satu upaya mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pendidikan, papar Arrmanatha, adalah memperkuat pembelajaran jarak jauh khususnya melalui kemitraan swasta dengan pemerintah. 

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sekolah di lebih dari 165 negara ditutup sehingga akses pendidikan bagi 1,5 miliar pelajar di seluruh dunia menjadi terganggu. Oleh karena itu, Indonesia menegaskan pentingnya UNESCO untuk melakukan penyesuaian program dan anggaran dengan memprioritaskan dukungan kepada negara anggota khususnya negara berkembang di sektor pendidikan.

“UNESCO perlu mendorong langkah bersama dan memperkuat kerja sama multilateral melalui isu-isu yang menjadi tanggung jawabnya seperti pendidikan, sains, kebudayaan, akses dan penyebaran informasi dan komunikasi,” tutur Arrmanatha.

photo
Dubes RI/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Arrmanatha Nasir - (Istimeswa/KBRI Paris)

Menurut tata, Indonesia merancang mengaplikasikan pembelajaran jarak jauh sebagai salah satu fitur tetap kurikulum pendidikan di Indonesia. Untuk itu, disampaikan rencana Pemerintah untuk meningkatkan pelatihan bagi para guru agar dapat menerapakan pembelajaran jarak jauh, serta mendorong agar akses digital yang lebih luas untuk semua pelajar.

Selain itu, sebagai Wakil Presiden kelompok Asia-Pasifik, Indonesia  juga berbicara atas nama kelompok Asia-Pasifik UNESCO. Kelompok Asia Pasifik UNESCO, merupakan kelompok regional terbesar ke-dua di UNESCO yang beranggotakan 44 negara. Kelompok Asia Pasifik mendorong UNESCO dalam menggalang solidaritas dan kerja sama internasional untuk mencari solusi inovatif dan membangun ketahanan global dalam menghadapi Covid-19.

Sedangkan Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyampaikan bahwa Covid-19 berdampak pada seluruh sektor di bawah kewenangan UNESCO, seperti pendidikan, budaya, sains serta informasi dan komunikasi. Namun, ia menekankan bahwa pembelajaran paling penting adalah pada sektor pendidikan. Covid-19 mendorong percepatan future education yang menempatkan pendidikan sebagai "global common goods".

Pada sidang kali ini, salah satu nominasi geoparks Indonesia, yaitu Kaldera Toba, akan disahkan sebagai UNESCO Global Geoparks. Pengesahan akan dilakukan setelah tahun lalu Kaldera Toba memperoleh rekomendasi positif dari UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement