REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ilmuwan menemukan operasi tambang prasejarah. Temuan ini didapatkan setelah para peneliti menyelam ke dalam gua-gua yang tenggelam di Semenanjung Yucatan, Meksiko.
Mereka menemukan bukti operasi penambangan yang dilakukan mulai 12 ribu tahun yang lalu yang berlangsung selama dua milenium. Ini adalah pertambangan untuk oker merah.
Untuk diketahui, oker merupakan bahan galian yang berupa tanah lunak. Oker terdiri dari campuran oksida besi, tanah liat, kapur, atau bahan-bahan berbentuk pasir.
Menurut para ilmuwan, Jumat (3/7), penemuan ini didapatkan setelah lebih dari 100 penyelaman dengan total lebih dari 600 jam di negara bagian Quintana Roo. Dari penyelaman ini mereka menghasilkan banyak artefak pertambangan.
Mereka menemukan lubang ekstraksi oker, alat penggalian seperti palu yang terbuat dari stalagmit, penanda yang membantu para penambang menavigasi jaringan gua yang luas dan perapian yang digunakan untuk menyediakan cahaya. Gua-gua tidak di bawah air pada saat penambangan pada saat itu.
Penambangan dilakukan ketika populasi manusia pertama kali menyebar ke seluruh wilayah. Gua-gua kemudian ditinggalkan selama ribuan tahun sebelum tenggelam sekitar 8.000 tahun yang lalu di tengah naiknya permukaan laut setelah Zaman Es terakhir.
Para peneliti sebelumnya telah menemukan kerangka manusia di gua-gua tetapi belum mengidentifikasi mengapa orang ada di sana.
"Di seluruh dunia, bukti arkeologis telah menunjukkan bahwa manusia telah menggunakan oker selama ratusan ribu tahun. Bahkan Neanderthal menggunakan oker," kata ilmuwan arkeologi Universitas Missouri, Brandi MacDonald, penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.
Oker diyakini telah menawarkan kegunaan termasuk melukis benda dan tubuh, praktik kamar mayat dan mungkin menyembunyikan penyamakan.
Tim penyelaman menjelajahi sekitar 7 km lorong bawah tanah di tiga sistem gua terpisah. Penambangan membentang lebih dari 900 meter.
"Sangat menarik untuk menjadi orang pertama yang memasuki wilayah yang belum pernah dilihat manusia selama ribuan tahun dan untuk melihat apa yang mereka tinggalkan," kata rekan penulis studi Sam Meacham, pendiri El Centro Investigador del Sistema Acuífero de Quintana Roo AC (CINDAQ) dan sesama penemu tambang.
Rekan penulis studi Eduard Reinhardt dari McMaster University di Kanada menambahkan, semua artefak berada dalam kondisi murni.
"Jadi kita bisa melihat tanda perkusi di mana mereka memecahkan lantai batu, kita menemukan alat di samping lubang-lubang dan penanda batu, dan lubang api yang mereka gunakan untuk menavigasi dan menerangi gua," jelas Reinhardt.