REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk seorang pegawai negeri senior, Jean Castex sebagai perdana menteri (PM) baru, Jumat (3/6) waktu setempat. Macron hendak melakukan perombakan kabinet dan mengambil kembali kendali kebijakan menjelan pemilihan umum pada 2022.
Macron ingin memulai kembali pemerintahannya dari awal setelah wabah Covid-19 memengaruhi sebagian dari hasil perjuangan keras yang diperoleh dari langkah meliberalisasi ekonomi. Untuk itu dia menyadari perlu memenangkan kembali pemilih yang kecewa.
Perdana Menteri Prancis Eduard Philippe yang mengundurkan diri sebelumnya mengucapkan selamat kepada Caastex di luar kantor Perdana Menteri Maatingon. "Krisis ekonomi sudah ada di sini," kata Castex.
"Karena itu prioritas harus berkembang, cara-cara kerja harus disesuaikan. Kita harus menyatukan bangsa untuk melawan krisis yang sedang terjadi ini," ujarnya menambahkan.
Macron kini tengah membentuk kembali pemerintahannya ketika Perancis bergulat dengan penurunan ekonomi terdalam sejak Perang Dunia Kedua. Prancis mengalami penurunan tajam yang akan mengecilkan ekonomi sekitar 11 persen pada tahun 2020 dan menyebabkan hilangnya pekerjaan besar.
Castex (55 tahun) berasal dari kanan-tengah. Dia seorang teknokrat dengan pengalaman dalam politik lokal yang baru-baru ini dikenal sebagai "Deklarasi Monsieur" karena perannya membawa negara itu keluar dari tindakan lockdown atau karantina wilayah guna mengekang penyebaran Covid-19.
Investor akan mengawasi untuk melihat apakah Menteri Keuangan Bruno Le Maire dapat mempertahankan pekerjaannya atau tidak. Le Maire telah mengawasi reformasi untuk meliberalisasi ekonomi dan menghabiskan banyak uang untuk menjaga perusahaan seperti Air France dan Renault mengapung selama krisis.
"Kembalinya dari liburan musim panas akan sulit, kita harus bersiap-siap," kata Macron menjelang pengunduran diri pemerintahnya.