REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bulan purnama akan terlihat pada Jumat (3/7) dan Sabtu (4/7). 'Bulan purnama pada bulan Juli disebut juga Buck Moon'.
Pada Sabtu malam dan menjelang dini hari Ahad, bulan akan mengalami gerhana penumbral yang samar, jatuh ke dalam bayangan luar yang lebih terang yang dilemparkan Bumi.
Fenomena ini bisa dilihat terjadi di Amerika, Eropa barat daya dan Afrika, menurut NASA, mulai pukul 11:07 malam EDT pada hari Sabtu dan berakhir pada jam 1:52 EDT pada hari Ahad. Fenomena ini tidak bisa disaksikan di Indonesia.
Pada Ahad (5/7) malam, bulan tidak akan sendirian. Pada 5-6 Juli, Bulan akan muncul bersama Jupiter. Lembaga penerbangan dan antariksa nasional (LAPAN) menjelaskan waktu terbaik untuk mengamati konjungsi Bulan dan Jupiter sekitar jam 05.00 WIB dengan jarak pisah 2 derajat. Saat itu, posisi Jupiter berada di sebelah utara atau kanan Bulan.
Sementara, pada 6-7 Juli terjadi pertemuan antara Bulan dan Saturnus. Waktu terbaik untuk menikmati fenomena konjungsi Bulan dan Saturnus adalah pada pukul 19.00 WIB dengan jarak pisah 3 derajat dan posisi Saturnus berada di Barat Daya atau kiri atas Bulan.
Jupiter yang sangat terang akan melayang ke kanan atas bulan, sementara Saturnus, sekitar sepertiga kecerahannya, akan tampak berada di sebelah kiri atas bulan. Bersama-sama, trio ini akan membentuk segitiga di langit.
Dilansir di Space, Sabtu (4/7) disebutkan, melalui teleskop kecil atau bahkan teropong mungkin bisa disaksikan pemandangan Jupiter dengan keempat satelit terbesarnya Galilea. Galilea terdiri dari empat satelit yakni Io, Ganymade, Europa dan Callisto. Io dan Ganymede akan berada di satu sisi Jupiter, sementara Europa dan Callisto (lebih terpisah) akan berada di sisi lain.