Sabtu 04 Jul 2020 13:18 WIB

Korut Tutup Pintu Negosiasi dengan Amerika Serikat

Korut menilai diskusi dengan AS hanya merupakan alat politik bagi Washington

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Christiyaningsih
Pertemuan Presiden AS Donald J. Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) di Zona Demiliterisasi Korea. Korut menilai diskusi dengan AS hanya merupakan alat politik bagi Washington. Ilustrasi.
Foto: EPA
Pertemuan Presiden AS Donald J. Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan) di Zona Demiliterisasi Korea. Korut menilai diskusi dengan AS hanya merupakan alat politik bagi Washington. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,PYONGYANG -- Pemerintah Korea Utara (Korut) menutup pintu negosiasi dengan Amerika Serikat (AS). Mereka berpendapat bahwa diskusi dengan Negeri Paman Sam hanya merupakan alat politik bagi Washington.

Perwakilan AS rencananya akan mengunjungi Korea Selatan (Korsel) dalam waktu dekat. Korut mengatakan negosiasi tidak akan berhasil antara Washington dan Pyongyang dan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan mereka.

Baca Juga

"Kami tidak merasa perlu untuk bertatap muka dengan AS. Dialog tidak lebih dari alat untuk mengatasi krisis politik mereka," kata Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui mengatakan seperti diwartakan Reuters, Sabtu (4/7).

Wakil Sekretaris Negara AS Stephen Biegun dijadwalkan akan mengunjungi Korsel pada Ahad pekan depan. Kedatangan Biegun ditujukan guna membahas perundingan dengan Korut yang saat ini tersendat.

Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut  Kim Jong-un harus bertemu lagi sebelum pemilu AS November mendatang. Dia mengatakan pertemuan itu akan membantu melanjutkan kembali perundingan nuklir.

Mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, mengatakan Trump akan mencari KTT lain dengan Kim sebagai "Kejutan Oktober" menjelang pemilihan. Trump dan Kim sebelumnya bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura.

Keduanya bertemu kembali di Vietnam pada 2019. Tetapi pembicaraan itu berantakan ketika Trump mengatakan Kim gagal menawarkan cukup senjata nuklir atau rudal balistik sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional.

Pertemuan ketiga mereka terjadi pada Juni 2019 di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Keduanya sepakat untuk memulai kembali perundingan. Namun pembicaraan tingkat kerja antara kedua pihak di Swedia pada Oktober terputus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement