REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO - Sejumlah warga korban banjir bandang di Kota Gorontalo hingga Sabtu siang masih bertahan di beberapa titik pengungsian. salah seorang warga Kelurahan Bugis, Martin, yang mengungsi di Gedung Bele Li Mbui mengatakan bertahan di pengungsian akan lebih baik, karena ia dan keluarganya bisa mendapatkan makanan dari dapur umum.
"Air di rumah kami mulai turun, tapi masih tergenang. Hanya suami saya yang pergi menengok rumah, sementara kami masih tetap di pengungsian," ungkap Martin.
"Yang sulit di sini air minum kurang. Juga selimut. Kalau pakaian cukup, karena kami masih sempat bawa dari rumah. Makanan juga tersedia," imbuhnya.
Kepala BPBD Provinsi Gorontalo Sumarwoto mengakui pihaknya kewalahan memasok seluruh kebutuhan pengungsi. Menurutnya hanya ada tiga dapur umum di Kota Gorontalo yang harus memasok makanan siap saji kepada sekitar 9.415 orang pengungsi. "Kami berupaya untuk memenuhinya," kata dia.
Menurut Sumarwoto fokus pemerintah daerah saat ini adalah penanganan pengungsi, terutama dalam hal ketersediaan makanan, minuman, dan obat-obatan. Di Kota Gorontalo banjir merendam empat kecamatan yakni Hulondalangi, Kota Selatan, Kota Timur, dan Kota barat.
Di kabupaten Boalemo, dilaporkan banjir merendam dua kecamatan yakni Dulupi dan Tilamuta. Banjir juga merendam empat kecamatan di Bone Bolango yakni Suwawa Timur, Suwawa, Suwawa Selatan, dan Botupingge.
"Belum semua kabupaten terdampak melaporkan data-datanya, sehingga semua kerugian dan jumlah korban banjir belum bisa kami hitung dengan pasti," tambahnya.
Sebelumnya banjir bandang juga menerjang Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango pada 11 Juni 2020 serta berdampak di 43 desa dan kelurahan.