Ahad 05 Jul 2020 06:40 WIB

Wakil Presiden AS Diminta Jujur Mengenai Situasi Pandemi

Optimisme Pence dinilai sama sekali tidak sesuai kenyataan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden Mike Pence mengunjungi laboratorium pengujian molekuler di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, Selasa (28/4). Dalam kesempatan tersebut Mike Pence mengunjungi berbagai fasilitas yang mendukung penelitian dan perawatan COVID-19. Namun selama kunjungan Pence memilih tidak memakai masker saat berkeliling di Mayo Clinic, Hal ini jelas melanggar kebijakan pusat medis yang mengharuskan penggunaan masker.
Foto: AP/Jim Mone
Wakil Presiden Mike Pence mengunjungi laboratorium pengujian molekuler di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, Selasa (28/4). Dalam kesempatan tersebut Mike Pence mengunjungi berbagai fasilitas yang mendukung penelitian dan perawatan COVID-19. Namun selama kunjungan Pence memilih tidak memakai masker saat berkeliling di Mayo Clinic, Hal ini jelas melanggar kebijakan pusat medis yang mengharuskan penggunaan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence diminta jujur mengenai situasi pandemi virus corona. Pakar kesehatan publik Georgetown University Law School Larry Gostin mengatakan pernyataan Pence situasi pandemi di AS semakin membaik hampir menggelikan.

"Karena tidak lolos tes kredibilitas apapun ketika kami melihat jumlah kasus naik, jumlah rawat inap naik, rakyat Amerika tidak bodoh, mereka bisa menyadari pernyataan yang berputar-putar," kata Gostin, Sabtu (4/7).

Baca Juga

Pence selalu menerjemahkan pernyataan bombastis Presiden AS Donald Trump ke bahasa yang lebih tenang. Kini pekerjaannya lebih sulit lagi karena ia berusaha menyakitkan publik situasi pandemi di Negeri Paman Sam sudah membaik meskipun dalam kenyataannya jumlah kasus infeksi di seluruh penjuru AS mengalami kenaikan.

"Jangan salah mengenai ini, yang Anda lihat hari ini Amerika mulai bekerja kembali dan setiap hari rakyat Amerika menemukan cara untuk menjadikan virus corona sebagai masa lalu," kata Pence di stasiun televisi CNBC saat AS melaporkan 55 ribu kasus baru virus corona dalam satu hari.

Bagi Gostin optimisme Pence sama sekali tidak sesuai kenyataan. Menurutnya satu-satunya yang bisa dilakukan wakil presiden itu saat ini jujur dengan apa yang sedang terjadi.

"Mereka (masyarakat) harus diberitahu kebenarannya dan mereka harus diberitahu apa yang akan dilakukan Amerika untuk memperbaikinya," kata Gostin.

Sebagai prajurit Trump yang paling setia ini bukan pertama kalinya Pence terpaksa mempertaruhkan kredibilitasnya. Tapi mungkin yang paling tinggi konsekuensinya.

Sementara Trump mencoba menjaga jarak dari apa yang ia sebut sebagai 'wabah penyakit' untuk melakukan kampanye. Pence menjadi wajah pemerintah dalam menghadapi pandemi.

Ia kerap mengunjungi pusat-pusat wabah, berkoordinasi dengan para gubernur dan memimpin gugus tugas penanggulangan pandemi virus corona. Bagi lingkar terdekatnya peran ini terlihat cocok dengan mantan Gubernur Indiana itu.

Sebab tampaknya Pence melakukan pekerjaannya sebagai pelindung presiden dan berupaya membuka kembali Amerika seaman mungkin. Tapi sekutu-sekutunya melihat masa depan politik Pence tergantung apakah Trump memenangkan periode kedua atau tidak.

Jika Trump kalah maka Pence akan maju sebagai kandidat calon presiden tahun 2024.  Ia mungkin akan berhadap politisi-politisi generasi baru seperti mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dan Senator Tom Cotton.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement