Ahad 05 Jul 2020 08:08 WIB

Saingi China, Narendra Modi Luncurkan Aplikasi Buatan India

India melarang puluhan aplikasi dari China termasuk TikTok

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri India Narendra Modi, depan dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan dengan para pemimpin di KTT BRICS di Goa, India,16 Oktober 2016.
Foto: AP/Manish Swarup
Perdana Menteri India Narendra Modi, depan dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan dengan para pemimpin di KTT BRICS di Goa, India,16 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Bentrokan China-India di Himalaya membuat New Delhi menutup 59 aplikasi dari China termasuk media sosial TikTok. Sekitar 20 persen total pengguna aplikasi tersebut berasal dari India.

Para pakar menilai keputusan itu akan membuat India kehilangan potensi pendapatan yang besar. Tapi juga akan menciptakan kesempatan untuk komunitas perusahaan rintisan negara itu.

Baca Juga

Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan peluncuran "Aatmanirbhar Bharat" (Kemandirian India) App Innovation Challenge. Program itu diselenggarakan Kementerian Elektronik dan Informasi Teknologi bersama NITI Ayog, lembaga 'think-tank' pemerintah untuk mengidentifikasi aplikasi apa yang dapat mendunia.

"Tantangan inovasi bertujuan untuk menciptakan ekosistem di mana pengusaha dan perusahaan rintisan India diberi insentif untuk membuat gagasan, menginkubasinya, membangunnya, mengembangkan dan menjaga solusi teknologi yang tidak hanya untuk masyarakat India tapi juga dunia," kata pemerintah India dalam situs resmi, seperti dilansir dari Sputnik, Ahad (5/7).

Pemenang dari kompetesi itu mendapatkan hadiah berupa uang. Ada delapan kategori yang dikompetisikan antara lain, jaringan media sosial, e-learning, berita, permainan, dan hiburan. Tenggat waktu untuk para peserta tanggal 18 Juli dan pemenangnya diumumkan 7 Agustus.

Pada 29 Juni lalu dengan Undang-undang Informasi dan Teknologi, India menutup puluhan aplikasi China termasuk beberapa aplikasi yang populer. Keputusan itu untuk merespons bentrokan antara tentara India dan China di perbatasan Himalaya pada 15 Juni.

Pemerintah India mengatakan aplikasi-aplikasi tersebut 'terlibat dalam aktivitas yang merugikan kedaulatan dan integritas India'. Bulan lalu, Modi menekankan pentingnya kemandirian dan meminta masyarakat India mendukung produk dalam negeri.

"Merek-merek global yang ada saat ini sebelumnya juga merek lokal, tapi mereka menjadi global dengan bantuan bertahap dari masyarakat, karena itulah mengapa mulai hari ini, setiap warga India harus 'Vocal-For-Local'," kata Modi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement