Ahad 05 Jul 2020 09:39 WIB

Menteri Ekonomi Jerman Yakin Perekonomian Pulih pada Oktober

Pelambatan ekonomi Jerman diyakini pulih setelah liburan musim panas

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Konduktor saat akan memasuki kereta di stasiun kereta pusat, Frankfurt, Jerman, Senin (29/6).  Kasus COVID-19 di dunia mencatatkan angka tertinggi dalam 24 jam terakhir pada Ahad (28/6),  dengan jumlah lebih dari 10 juta kasus positif dan 500.000 kematian.
Foto: AP/Michael Probst
Konduktor saat akan memasuki kereta di stasiun kereta pusat, Frankfurt, Jerman, Senin (29/6). Kasus COVID-19 di dunia mencatatkan angka tertinggi dalam 24 jam terakhir pada Ahad (28/6), dengan jumlah lebih dari 10 juta kasus positif dan 500.000 kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT-- Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengatakan mulai Oktober mungkin perekonomian Negeri Panzer mulai pulih dari dampak pandemi virus corona. Ia yakin perlambatan pertumbuhan ekonomi akan terhenti usai musim panas.

"Saya yakin perlambatan perekonomian kami dapat dihentikan setelah liburan musim panas dan mulai dari Oktober ke depannya, ekonomi Jerman dapat tumbuh lagi," kata Altmaier pada surat kabar Bild am Sonntag, Ahad (5/7).

Baca Juga

Altmaier menambahkan perekonomian Jerman pada tahun 2020 ini menyusut hingga 6 persen. Tapi, pertumbuhan dapat di atas 5 persen pada 2021 mendatang.

Ia menetapkan target pada tahun 2022 angka lapangan pekerjaan sudah berada di level yang sama sebelum pandemi. Lalu mulai saat itu angka lapangan pekerjaan dapat kembali seperti semula.

Altmaier juga mengatakan angka penularan virus corona di Amerika Serikat (AS) menjadi hal yang dikhawatirkan. "Di sana pandemi di luar kendali, akan ada konsekuensi besar pada perekonomian dunia," katanya.

Sementara itu, untuk mengatasi tingginya angka pengangguran karena pandemi virus korona. Pemerintah Inggris meningkatkan jumlah pelatihan kerja hingga dua kali lipat.

Kementerian Keuangan Inggris mengatakan jumlah pelatihan kerja di pusat pencarian kerja menjadi 27 ribu. Anggaran yang disalurkan sebesar 800 juta poundsterling.

Langkah menjadi salah satu langkah Menteri Keuangan Rishi Sunak untuk membawa keluar perekonomian terbesar kelima di dunia dari keterpurukan. Karantina nasional mengakibatkan output Inggris pada bulan Aprli lalu mengalami kontraksi sebesar 20 persen.

Jumlah orang yang mendapatkan gaji pada bulan April dan Mei berkurang 600 ribu orang lebih. Jumlah lowongan pekerjaan juga berada di titik terendahnya dalam tiga bulan terakhir.

Kementerian Keuangan Inggris mengatakan pelatihan kerja akan diberikan pada pencari kerja. Tujuannya untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan dan prospek lowongan kerja.

Pekan lalu kepala ekonom International Monetary Fund Gita Gopinath mengatakan Inggris harus mempertimbangkan untuk meningkatkan tunjangan pengangguran. Hal itu untuk membantu pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang diminati setelah karantina nasional dicabut. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement