Ahad 05 Jul 2020 09:51 WIB

AS dan China Sama-Sama Latihan Militer di Laut China Selatan

AS dan China saling tuduh soal ketegangan di Laut China Selatan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan
Foto: Aljazeera
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk untuk latihan di perairan Laut China Selatan. China juga menggelar latihan militer yang dikritik oleh Pentagon dan negara-negara sekitar perairan tersebut.

China dan AS saling menuduh satu sama lain lawan mereka meningkatkan ketegangan di perairan tersebut. Hubungan kedua negara itu kian meregang dalam berbagai isu mulai dari pandemi virus corona, perdagangan, hingga Hong Kong.

Baca Juga

Angkatan Laut AS mengatakan USS Nimitz dan USS Ronald Reagan menggelar operasi dan latihan di Laut China Selatan. "Untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Angkatan Laut AS dalam pernyataan mereka, Ahad (5/7).

Mereka tidak menyebutkan detail lokasi operasi itu digelar di Laut China Selatan. Beijing mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan walaupun diprotes oleh negara-negara sekitar perairan seluas 1.500 kilometer itu.  

"Tujuannya untuk mengirim sinyal yang tak ambigu kepada mitra dan sekutu bahwa kami berkomitmen pada keamanan dan stabilitas kawasan," kata Admiral George M. Wikoff seperti dikutip oleh Wall Street Journal (WSJ).

Komandan USS Ronald Reagan yang memimpin regu tersebut mengatakan latihan ini tidak untuk merespon latihan militer China di sana. Pentagon mengkritik latihan Beijing tersebut yang menurut mereka 'kontra-produktif pada upaya mengurangi ketegangan dan stabilitas di kawasan'.

China membantah kritikan AS dan mengatakan AS yang harusnya disalahkan dalam meningkatnya ketegangan. Angkatan Laut AS mengatakan sudah sejak lama mereka menggelar latihan di Pasifik Barat termasuk di Laut China Selatan.

Baru-baru ini pada satu titik Angkatan Laut AS membawa tiga kapal induk di kawasan. Pada pekan lalu China mengumumkan dimulai 1 Juli mereka menggelar latihan militer di Pulau Paracel selama lima hari. Pulau itu diklaim Vietnam dan China.

Vietnam dan Filipina juga mengkritik rencana latihan militer tersebut. Mereka memperingatkan latihan itu dapat memicu ketegangan di kawasan dan berdampak pada hubungan China dengan tetangga-tetangganya.

AS menuduh China mencoba mengintimidasi negara-negara Asia. Sebab, mereka ingin mencoba mengeksploitasi besarnya cadangan minyak dan gas di dasar laut perairan tersebut.

Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim Laut China Selatan. Lalu lintas perdagangan di perairan itu mencapai 3 triliun dolar AS per tahun. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement