Ahad 05 Jul 2020 11:40 WIB

Rusia Sambut Persatuan Palestina Lawan Aneksasi Israel

Hamas dan Fatah menyatukan suara untuk memerangi rencana aneksasi Israel

Red: Nur Aini
Faksi gerakan Islam di Palestina: Hamas dan Fatah
Faksi gerakan Islam di Palestina: Hamas dan Fatah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menyambut baik ikrar persatuan yang dicapai antara dua kelompok terbesar di Palestina, Fatah dan Hamas, yang memiliki satu suara dalam memerangi rencana aneksasi Israel yang akan segera terjadi.

"Kami sangat senang atas keputusan Fatah dan Hamas yang akhirnya bersama-sama membela kepentingan negara Palestina berdasarkan platform Organisasi Pembebasan Palestina," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, seperti dikutip oleh Russia Today.

Baca Juga

"Salah satu masalah utama yang perlu diselesaikan untuk upaya bersama kita adalah mengembalikan persatuan Palestina," katanya.

Dia mengatakan Moskow mengandalkan "semua perwakilan negara Arab untuk secara aktif mendukung upaya Palestina".

Sebelumnya, Gerakan perlawanan Hamas dan partai politik Fatah akhirnya bersatu dan memiliki satu suara dalam memerangi rencana aneksasi Israel yang akan segera terjadi. Dalam konferensi pers bersama pada Kamis (2/7) waktu setempat, anggota Komite Sentral Fatah, Jibril Rjoub, yang berbicara di Ramallah, dan wakil kepala Hamas, Saleh Arouri, yang berbicara melalui konferensi video dari Beirut, mengatakan bahwa dua kelompok besar Palestina, Hamas dan Fatah, satu suara dalam memerangi rencana aneksasi Israel.

"Tahap saat ini adalah yang paling berbahaya bagi rakyat Palestina, yang mengharuskan kita semua untuk menghadapi tantangan saat ini," kata Rjoub. "Kami ingin datang dengan visi strategis dengan semua faksi dari kekuatan nasionalis untuk menghadapi tantangan saat ini."

Dia menekankan bahwa Fatah dan Hamas sekarang dituntut untuk menyatukan barisan mereka setelah bertahun-tahun berpisah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement