Ahad 05 Jul 2020 13:21 WIB

Ini Alasan Sukabumi Jadi Percontohan Sekolah Tatap Muka

Pemprov Jabar hati-hati dalam menjalankan sekolah tatap muka.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, memberikan keterangan tentang Kota Sukabumi yang zonanya menjadi hijau dan jadi percontohan untuk membuka sekolah, di Gedung Sate, Senin (29/6).
Foto: Republika/Arie
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, memberikan keterangan tentang Kota Sukabumi yang zonanya menjadi hijau dan jadi percontohan untuk membuka sekolah, di Gedung Sate, Senin (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jawa Barat sangat berhati-hati dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka SMA/SMK di Kota Sukabumi yang telah dinyatakan zona hijau Covid-19. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, kehatian- hatian diperlukan untuk meminimalisasi risiko penularan virus di sekolah.

Menurutnya, SMA/SMK di Kota Sukabumi menjadi percontohan KBM di sekolah karena sudah dinyatakan zona hijau Covid-19. "Sekolah di Sukabumi jadi piloting yang melakukan KBM di sekolah," ujar Dedi kepada wartawan akhir pekan ini.

Baca Juga

Dedi menjelaskan, KBM tatap muka tidak dilakukan di semua sekolah melainkan hanya di sekolah yang memang sudah siap dengan protokol kesehatan serta sarana dan prasarana. Sekolah yang diizinkan menggelar KBM di kelas pun, hanya yang mayoritas muridnya memang berasal dari Kota Sukabumi.

"Jika sekolahnya ternyata sebagian besar dari luar Kota Sukabumi, misalnya Kabupaten Sukabumi yang masih zona biru, maka tetap tidak diizinkan," katanya.

Menurut Dedi, dari total 39 SMA dan SMK yang terdiri dari sembilan berstatus Sekolah Negeri dan 30 Sekolah Swasta tidak semua akan memulai KBM di sekolah. "Kami akan dirapatkan, sekolah-sekolah mana saja yang bisa memulai KBM, dan nanti tim gugus tugas Covid-19 tingkat Kota akan melakukan cek atas kesiapan sekolah” katanya.

Secara teknis, kata dia, akan ada pembagian waktu KBM di sekolah untuk tetap menjaga jarak. Pembelajaran diatur sedemian rupa sehingga hanya ada 18 orang per kelas serta diberlakukan pembagian jadwal per Pekan "Misalnya minggu ini kelas X, minggu selanjutnya kelas XI, kemudian kelas XII," katanya.

Disdik Provinsi Jabar melalui Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah  V telah menyiapkan Tim Satgas Pembukaan Sekolah untuk mengawasi pelaksanaan KBM di sekolah. Satgas, diisi para pengawas sekolah. "Kami akan melakukan pengecekan berkali-kali karena kami sangat memperhitungkan risikonya. Semua instrumen check list-nya sudah kami siapkan dan akan dilakukan oleh pengawas," ujar Kepala Kacadisdikwil V Nonong Winarni.

Dalam bekerja, kata Nonong, Satgas dibantu aparat dari Dinas Pendidikan Kota Sukabumi. Saat ini, Satgas dan Disdik Kota Sukabumi masih berkoordinasi  untuk menetapkan sekolah mana saja yang akan memulai pembelajaran di sekolah. "Pekan ini kita cek semuanya," kata Nonong.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement