REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump membuat perintah eksekutif untuk mendirikan Taman Nasional Pahlawan Amerika. Perintah itu sebagai tanggapan atas perusakan patung atau monumen dalam aksi protes anti-rasisme nasional.
Trump memberikan perintah kepada gugus tugasnya selama 60 hari untuk mempresentasikan rencana tersebut termasuk menentukan lokasi. "Patung-patung itu harus seperti aslinya, bukan abstrak atau modernis," ujar Trump dilansir BBC.
Dalam perintah eksekutifnya, Trump menyatakan bahwa Taman Nasional Pahlawan Amerika akan dibuka pada 4 Juli 2026. Secara terbuka, otoritas negara dan organisasi masyarakat dapat menyumbangkan patung tokoh nasional AS untuk ditempatkan di taman tersebut.
Taman Nasional Pahlawan Amerika akan berisi sejumlah tokoh-tokoh nasional Amerika yang penting dalam sejarah, termasuk Founding Fathers seperti George Washington dan Thomas Jefferson. Selain itu, ada pula pemimpin Kristen evangelis Billy Graham, mantan presiden AS Ronald Reagen, hingga tokoh Perang Dunia Kedua, Doughlas MacArthur dan George Patton.
Selain itu, ada pula patung-patung aktivis yang aktif menyerukan hak sipil Afrika-Amerika seperti Harriet Tubman dan Martin Luther King Jr. Kemudian ada juga tokoh lainnya seperti, Christopher Columbus, Junipero Serra dan Marquis de Lafayette.
Columbus dan misionaris Katolik Spanyol Serra sebetulnya tidak termasuk pahlawan bagi penduduk asli Amerika. Karena "penemuan" mereka mengarah pada perbudakan dan eksploitasi penduduk asli oleh penjajah kulit putih.
Sementara, Marquis de Lafayette adalah seorang komandan aristokrat dan militer Prancis. Dia memimpin pasukan Amerika dalam pertempuran penting melawan Inggris dalam Revolusi Amerika.
Sejumlah patung tokoh nasional Amerika Serikat (AS) telah dirobohkan oleh sejumlah peserta aksi protes anti-rasisme. Sebuah gerakan Black Live Matters muncul setelah kematian seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd oleh perwira polisi kulit putih di Minneapolis pada akhir Mei lalu. Sejak saat itu, patung maupun monumen yang dikaitkan dengan Konfederasi pemilik budak selama Perang Sipil di Amerika telah menjadi sasaran untuk dirobohkan.
Presiden Trump menyebut, simbol-simbol Konfederasi itu sebagai bagian dari warisan Amerika. Dalam peringatan Hari Kemerdekaan AS, Trump mengutuk para demonstran yang telah merobohkan patung-patung tersebut. Dia mengatakan, warisan nasional Amerika sedang terancam oleh kelompok radikal kiri.