REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andhika Raspati mengatakan bersepeda merupakan salah satu bentuk olahraga kardiovaskuler yang bisa meningkatkan denyut nadi seseorang. Kondisi ini dinilai sangat bagus bagi kesehatan jantung dan paru-paru.
"Namun, yang perlu diingat dan diwaspadai, tidak semua orang sanggup meningkatkan denyut nadinya secara drastis, apalagi bila memiliki masalah jantung dan pembuluh darah atau belum terbiasa," kata Andhika dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang diikuti melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Ahad (5/7).
Andhika mengatakan bagi seseorang yang memiliki permasalahan jantung dan pembuluh darah, olahraga kardiovaskuler seperti bersepeda secara berlebihan justru berbahaya. Bagi seseorang yang baru mulai bersepeda, Andhika menyarankan untuk melakukan secara bertahap, jangan langsung bergabung dengan orang-orang yang selama ini sudah terbiasa bersepeda. "Pastikan kondisi medis masing-masing dari kita, apakah aman melakukan jenis olahraga tertentu," kata dia.
Berikutnya, setiap orang harus mengetahui seberapa bugar dirinya. "Kalau baru memulai, jangan langsung ikut yang sudah terbiasa bersepeda," kata dia.
Di sisi lain, Andhika mengatakan bersepeda memiliki dampak yang bagus bila dilakukan secara teratur pada kesehatan jantung dan paru-paru. Latihan kardiovaskuler seperti bersepeda juga dapat mencegah berbagai penyakit, mengurangi risiko obesitas, dan meningkatkan imunitas.
"Bersepeda juga memberikan manfaat lebih nyaman untuk mereka yang susah untuk berlari karena obesitas atau ada keluhan di lutut," ujarnya.
Selain itu, Andhika menilai bersepeda menjadi tren belakangan ini karena dapat menjadi sarana transportasi. Apalagi pada masa pandemi Covid-19, banyak orang yang masih enggan menggunakan kendaraan umum selain karena penumpangnya juga dibatasi.