REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Tentara India yang tewas dalam bentrokan di sebuah dataran tinggi dengan pasukan China bulan lalu tidak bersenjata dan dikepung pasukan besar di lereng curam. Hal ini disampaikan dua orang sumber pemerintah, dua orang tentara India yang ditugaskan ke wilayah sama dan keluarga tentara yang gugur.
Senin (6/7) ayah dari salah satu tentara India yang gugur mengatakan ia diberitahu rekan tentara yang juga ditugaskan di wilayah yang sama. Leher putranya tersayat dengan sebuah besi tajam di tengah kegelapan.
Keluarga tentara lainnya mengatakan mereka diberitahu putra mereka meninggal membeku di Sungai Galwan, Himalaya. Sebanyak 20 tentara India tewas dalam sebuah pertempuran jarak dekat dengan pasukan China di perbatasan yang disengketakan.
Para tentara India itu bagian dari Resimen Bihar 16 yang ditugaskan di wilayah Galwan. Tidak ada peluru yang ditembakan. Tapi bentrokan ini menjadi kerugian militer India terbesar sejak perang tahun 1967.
Lima dari 13 anggota keluarga tentara yang gugur mencantumkan penyebab kematian di sertifikat kematian mereka. Para tentara itu tewas karena cedera parah dalam pertempuran selama enam jam di daratan dengan ketinggian 4.267 meter di atas dari permukaan laut.
Rumah sakit militer di Ladakh, tempat para tentara yang tewas dan terluka di bawa menolak memberikan menjelaskan penyebab kematian. Rumah sakit mengatakan jenazah dan sertifikat kematian para tentara itu sudah diserahkan ke keluarga.
Dua tentara di Resimen Bihar yang di wilayah bentrokan menemani jenazah rekan-rekan mereka yang gugur dalam bentrokan tersebut. Dua pasukan ini tidak terlibat dalam pertempuran.
Para tentara tidak bisa menyebutkan nama mereka karena peraturan militer. Seluruh anggota keluarga juga diminta tidak disebutkan namanya karena mereka tidak boleh berbicara mengenai persoalan militer. Kementerian Pertahanan India tidak merespon permintaan komentar.
Juru bicara luar negeri China dalam pernyataannya berulang kali menyalahkan India atas bentrokan tersebut. Menurutnya pasukan India melewati perbatasan de facto sehingga memprovokasi pasukan Cina.
"Ketika perwira dan tentara China ke sana untuk bernegosiasi, tiba-tiba diserang tentara India, benar dan salah insiden ini sangat jelas, tanggung jawab jelas tidak pada pihak China," kata juru bicara tersebut.
China tidak memberikan bukti agresi India. Sementara Kementerian Pertahanan China tidak merespon permintaan komentar.
Sertifikat kematian
Berdasarkan sertifikat kematian tiga tentara yang gugur, satu tewas karena 'pemutusan jaringan arteri di leher' dan dua lainnya cedera parah di kepala karena 'benda tumpul atau tajam'. Lima sertifikat kematian yang dimiliki para keluarga tentara menyebutkan ada tanda luka di leher dan kepala.
"Itu (pertarungan) bebas, mereka bertarung dengan apa pun yang ada ditangan, tongkat, kayu dan bahkan tangan kosong," kata seorang pejabat pemerintah di Delhi yang mendapat arahan mengenai bentrokan tersebut.