Senin 06 Jul 2020 16:05 WIB

Selain Pasar Cimindi, Satu Pasar Lainnya Ikut Ditutup

Pasar Batas Kota ditutup akibat seorang pedagang yang dinyatakan positif covid-19

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Tenaga medis mengambil sampel darah pedagang saat Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tenaga medis mengambil sampel darah pedagang saat Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pasar Cimindi yang berada di Kecamatan Andir, Kota Bandung ditutup sejak hari ini, Senin (6/7) hingga tiga hari ke depan setelah dinyatakan terdapat empat orang pedagang positif Covid-19. Selain itu, satu pasar lainnya yaitu Pasar Batas Kota ditutup akibat terdapat seorang pedagang yang dinyatakan positif covid-19.

Kelima orang tersebut dinyatakan positif covid-19 pasca dilakukan uji usap dan merupakan orang tanpa gejala (OTG). Sebelumnya, mereka terlebih dahulu di rapid tes.

Sekretaris Camat Andir, Uba Rinaldi mengatakan empat orang positif covid-19 di Pasar Cimindi dan satu orang di Pasar Batas Kota sehingga berjumlah lima orang. Katanya, kedua pasar akan ditutup tiga hari ke depan untuk dilakukan penyemprotan disinfektan dan pengawasan.

"Tiga hari itu hasil konsultasi dengan gugus tugas kota melihat aspek kesehatan dan perekonomian," ungkapnya.

Ia mengatakan, kelima orang tersebut saat ini tengah melakukan isolasi baik mandiri maupun yang ditangani langsung oleh Gugus Tugas Kota Bandung. Menurutnya, kelima orang yang dinyatakan positif covid-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG).

"Dari hasil rapid tes dinyatakan reaktif, kelimanya langsung isolasi sambil menunggu hasil swab. Dari hasil swab, mereka dinyatakan‎ positif," katanya.

Pengelola mandiri pasar Cimindi, Muhamad Ramdan (45) mengatakan dari empat orang yang positif covid-19 satu orang yang merupakan pedagang tetap sedangkan dua pedagang lainnya tidak tetap dan seorang lagi merupakan petugas parkir.

Ia mengatakan, para pedagang yang berjumlah 115 orang tidak keberatan dilakukan penutupan pasar untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Menurutnya, para pedagang menginginkan aman saat berjualan dan sehat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement