Senin 06 Jul 2020 16:16 WIB

Antropolog: Institusi Keluarga Kini Menjadi Makin Penting

Peran keluarga dinilai semakin penting saat adaptasi kebiasaan baru atau normal baru.

Seorang ibu mendampingi anaknya belajar dengan metode dalam jaringan atau secara online selama pandemi Covid-19. Ilustrasi
Foto: ANTARA/FB Anggoro
Seorang ibu mendampingi anaknya belajar dengan metode dalam jaringan atau secara online selama pandemi Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antropolog Dr Kartini Sjahrir mengatakan dampak pandemi membuat posisi institusi rumah tangga atau keluarga kini menjadi semakin penting dalam masyarakat. Khususnya saat adaptasi kebiasaan atau normal baru dilakukan untuk dapat hidup produktif di tengah pandemi Covid-19.

"Bilamana institusi rumah tangga pada awalnya hanyalah merupakan suatu ranah domestik maka dia menjadi ranah publik," kata Kartini dalam diskusi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta pada Senin (6/7).

Ranah rumah tangga atau keluarga yang sebelumnya berada di posisi periferal atau kurang penting, akibat Covid-19 membuatnya kini berada di titik sentral.

Menurut Kartini, dalam sejarah Indonesia baru pertama kali terjadi di mana ranah publik dan ranah domestik dalam bentuk pranata rumah tangga terwujud secara konkret.

Hal itu tidak lain disebabkan semakin banyak kegiatan yang dilakukan dari dalam rumah, dimana bekerja dari rumah masih dilakukan sebagai opsi untuk aman dari Covid-19.

Penasihat ASEAN Institute for Peace & Reconciliation (AIPR) itu juga menegaskan pandemi akan membawa beberapa perubahan budaya seperti kehidupan hedonis yang semakin berkurang. Pesta-pesta mewah, kata dia, mungkin berkurang karena adanya keterbatasan sebagai langkah pencegahan infeksi Covid-19, setidaknya sampai ditemukan vaksin untuk mencegahnya.

"Jadi orang hidup lebih sederhana. Kalau orang hidup lebih sederhana mudah-mudahan budaya korupsi juga tidak lagi muncul seperti cendawan," kata dia.

Dalam adaptasi normal baru di masyarakat, Kartini menegaskan pentingnya peranan semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga yang berada di akar rumput. Upaya pencegahan dan penanganan tidak bisa diserahkan semua kepada negara, kata dia, karena itu semua merupakan bagian dari tanggung jawab semua pihak.

Dia menegaskan bahwa waktu tidak berpihak kepada manusia, dengan pandemi terus berlangsung dan adaptasi untuk mencegah Covid-19 harus dilakukan secepatnya.

"Kita harus berhenti mengeluh dan kita sebaiknya bekerja bersama-sama. Sekecil apapun kontribusi kita, dia mempunyai arti bagi pengendalian Covid-19 itu sendiri," tegas Kartini.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement