REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sebanyak 170 orang korban banjir bandang di Kota Gorontalo beberapa waktu lalu, masih bertahan di pengungsian yang berlokasi di Gedung Bele Li Mbui, Senin (6/7). Kondisi rumah yang belum mungkin ditinggali menjadi salah satu penyebabnya.
"Rumah kami masih banyak lumpur. Suami saya pulang membersihkan rumah siang hari ini, saya dan anak-anak tetap di sini," ungkap salah seorang warga Kelurahan Bugis, Mila Husain (22).
Menurutnya, meski sudah membersihkan lumpur sisa banjir selama dua hari, tetap saja kondisi rumahnya belum memungkinkan untuk ditinggali. "Masih aman di pengungsian karena sekarang juga masih hujan deras terus, khawatir ada banjir lagi," tambahnya.
Sementara itu, sejumlah dapur umum masih beroperasi untuk memasok makanan siap santap bagi korban banjir.
Berdasarkan pantauan, sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) sibuk menyiapkan dan mengolah makanan di dapur umum di halaman Gedung Bele Li Mbui dan Lapangan Taruna Remaja Kota Gorontalo.
Banjir yang terjadi Jumat (3/7) menyebabkan empat kecamatan di Kota Gorontalo, yakni Kota Timur, Kota Selatan, Hulondalangi, dan Kota Barat terendam banjir.
Banjir bandang juga terjadi di Bone Bolango yang empat kecamatan, yakni Suwawa, Suwawa Tengah, Suwawa Selatan dan Botupingge. Sedangkan di Kabupaten Boalemo terjadi di dua kecamatan, yakni Tilamuta dan Dulupi. Banjir tersebut merupakan yang kedua kalinya dalam sebulan terakhir di dua wilayah tersebut. Banjir sebelumnya terjadi pada 11 Juni 2020.