Senin 06 Jul 2020 17:47 WIB

Muhammadiyah Ingatkan Wabah Belum Berakhir

Banyak warga ke pasar tak memakai masker, apalagi mencuci tangan dan menjaga jarak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Muhammadiyah
Foto: wikipedia
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hingga 5 Juli 2020 Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 63.749 kasus terkonfirmasi positif. Jumlah ini bertambah 1.607 kasus dari satu hari sebelumnya dengan angka meninggal mencapai 3.171 orang.

Atas pertambahan jumlah kasus ini, Indonesia menempati peringkat ke-26 dunia angka penderita Covid-19. Di Asia Tenggara saja, Indonesia tempati peringkat pertama total kasus Covid-19 dan total kasus kematian secara umum.

Indonesia menyalip Singapura yang memiliki 44.800 kasus terkonfirmasi positif dengan kematian 26 orang. Ini diperparah angka kematian tenaga medis mencapai 68 orang, data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), 38 dokter dan 30 perawat.

Artinya, tiap 100 kematian ada 6-7 tenaga kesehatan meninggal dunia. Kondisi itu salah satunya karena masyarakat semakin apatis dengan penanganan Covid-19 dan cenderung abai protokol kesehatan, ditambah pengawasan lemah pemerintah.

Realita itu bisa dilihat mudah seperti di pasar-pasar tradisional, banyak orang bertransaksi dan tidak mengindahkan protokol kesehatan. Banyak warga ke pasar tidak memakai masker, apalagi untuk mencuci tangan dan menjaga jarak. 

Lalu, ada fenomena bersepeda dan tidak memakai masker, yang semua menunjukkan wabah belum berakhir. Karenanya, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Agus Samsudin, mengajak masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan.

Termasuk, kata Agus, saat pelaksanaan Idul Adha. Ia menegaskan, Muhamamdiyah tidak akan lelah mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun.

"Terkait Idul Adha 1441 H, selain penerapan protokol kesehatan sesuai edaran PP Muhammadiyah, kami mengharapkan lebih baik dana kurban tahun ini disalurkan untuk membantu mereka yang terdampak Covid-19," kata Agus, Senin (6/7). 

Atas situasi itu pula, pada Ahad (5/7) PP Muhammadiyah melalui Sekretaris Umumnya, Abdul Mu'ti, mengumumkan penundaan kembali Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta. Rencana awal Muktamar diselenggarakan 1-5 Juli 2020.

Kemudian, diundur jadi 24-27 Desember 2020, dan kini diundur kembali untuk waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai masukan dan saran para ahli terkait Covid-19.

MCCC sendiri hingga kini tetap konsisten dengan penanganan Covid-19 di Tanah Air dengan banyak cara. Di antaranya, edukasi kepada masyarakat terus-menerus lewat pemasangan spanduk, webinar, diskusi maupun penerbitan panduan-panduan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement