REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Hampir 40 orang dikhawatirkan tewas ketika hujan lebat terus turun di Pulau Kyushu di barat daya Jepang. Tepian sungai berisiko meluap pada Senin pagi (6/7) dan perintah evakuasi baru diberlakukan.
Banjir dan tanah longsor yang dimulai pada akhir pekan telah menewaskan 21 orang sejauh ini. Sebanyak 18 orang lagi tidak menunjukkan tanda-tanda vital dan diduga meninggal sambil menunggu konfirmasi resmi, sementara 13 orang hilang, kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga pada konferensi pers.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya bagi mereka yang meninggal dunia akibat hujan lebat," kata Suga, menambahkan bahwa sekitar 40.000 anggota Pasukan Bela Diri terlibat dalam misi penyelamatan.
Dia menambahkan bahwa pusat-pusat evakuasi juga berupaya mencegah penyebaran virus corona baru dengan mendistribusikan desinfektan dan meminta para pengungsi untuk menjaga jarak satu sama lain.
Hingga Sabtu, sekitar 200.000 orang telah diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka, menurut kantor berita Kyodo. Banjir itu adalah bencana alam terburuk di Jepang sejak Topan Hagibis pada Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 90 orang.