REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim Ekspedisi Merah Putih bentukan Eiger Adventure tetap berlatih meskipun ekspedisi Hkakabo Razi di Myanmar ditunda sementara waktu. Seharusnya, tim ekspedisi tiba di Myanmar pada Juli 2020 dan sampai di puncak pada 17 Agustus 2020.
Tim sepakat menunda perjalanan pada Desember 2019 lalu demi keselamatan bersama. Salah satu pendaki tim Ekspedisi Merah Putih, Sofyan Arif Fesa, mengatakan, eskpedisi Hkakabo Razi merupakan salah satu ekspedisi paling dinantikan.
“Meskipun begitu, sampai sekarang dan seterusnya, kami akan tetap melakukan latihan mandiri di bawah bimbingan Tim EAST (EIGER Adventure Service Team),” kata Sofyan yang juga merupakan pendaki 7 Summits, pemandu gunung, dan anggota Mahitala Unpar, Senin (6/7).
Ketua Umum Ekspedisi Merah Putih, Mayjen TNI Purn Asrobudi, menjelaskan, kondisi pandemi di Indonesia dan Myanmar membuat tim memutuskan menunda Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi sampai waktu yang belum ditentukan. Fokus utama saat ini ialah menjamin keselamatan dan kesehatan semua orang yang terlibat dalam ekspedisi itu.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, persiapan Ekspedisi Hkakabo Razi sudah dilakukan tim Eiger Adventure, EAST dan para pendaki sejak 2018. Hkakabo Razi disebut sebagai gunung tertinggi di Asia Tenggara dengan tantangan tingkat tinggi.
Ketua Pelaksana Ekspedisi Merah Putih, Galih Donikara, menjelaskan, persiapan teknis maupun mental para pendaki dalam kondisi baik, setelah menjalani pelatihan di Mount Cook 2.200 mdpl (Selandia Baru) dan Gunung Raung 3.344 mdpl (Jawa Timur). Rencananya, tim pendaki juga berlatih di Phangran Razi 4.328 mdpl (Myanmar) dan Khan Tengri 7.010 mdpl (Kyrgyzstan) untuk menyempurnakan pesiapan.
Sehubungan dengan kondisi saat ini, tim pendaki harus menjalankan program latihan mandiri di bawah bimbingan tim EAST untuk menjaga kondisi fisik dan psikologis. Tim pendaki berharap kondisi pandemi di Indonesia dan Myanmar segara membaik sehingga ekspedisi dapat dilaksanakan secepatnya.