Senin 06 Jul 2020 20:55 WIB

Soal Partai Lain Gabung Kabinet, Gerindra: Kewenangan Jokowi

Dasco mengatakan pertemuan Prabowo dan Airlangga Hartarto tak membicarakan reshuffle.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di depan kediaman Prabowo Subianto, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (6/7).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di depan kediaman Prabowo Subianto, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan partainya menyerahkan keputusan perombakan kabinet atau reshuffle kepada Presiden Joko Widodo. Termasuk, jika mantan gubernur DKI Jakarta itu mengajak Partai Demokrat dan PAN bergabung ke dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Sehingga tidak pada tempatnya Partai Gerindra menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap partai yang ingin bergabung," ujar Dasco di depan kediaman Prabowo Subianto, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (6/7).

Baca Juga

Pertemuan antara Prabowo dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hari ini, kata Dasco, juga tak membicarakan soal reshuffle. Keduanya hanya melakukan komunikasi politik sebagai ketua umum partai.

"Karena Partai Golkar, Partai Gerindra sama-sama tahu bahwa soal reshuffle itu adalah kewenangan penuh dari Pak Presiden," ujar Dasco.

Dasco mengatakan, pertemuan dengan partai politik lain masih berpeluang terjadi di masa mendatang. Namun, ia belum mengungkapkan partai, waktu, dan lokasi pertemuan dengan Partai Gerindra.

"Ini belum tercatat agenda, tapi ada partai yang ingin melakukan kunjungan balik kepada Pak Prabowo, selaku Ketua Umum Partai Gerindra," ujar Dasco.

Sebelumnya, sejumlah pengamat menilai ada peluang partai lain seperti PAN dan Demokrat bergabung dengan koalisi pemerintahan. Namun, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengungkapkan internal partainya belum ada pembicaraan terkait bergabung ke kabinet pemerintahan.

"Belum ada, PAN sampai sekarang masih fokus untuk penanganan Covid-19 di dapil-dapil," ujar Eddy.

Sejumlah pengamat juga mengamini, bahwa ada peluang PAN akan bergabung dengan pemerintahan jika reshuffle terealisasi. Namun, Eddy mengatakan keputusan tersebut ada di Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

"Saya kira biarkanlah jawaban tersebut ada ditangan Ketum, apakah PAN terbuka untuk menerima tawaran Presiden jika memang hal itu terjadi," ujar Eddy. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement