REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj bersyukur atas bebasnya Etty Toyyib Anwar, pekerja migran Indonesia (PMI) yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi dan tiba di Tanah Air pada Senin (6/7) sore.
"Saya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, bersyukur, tahmid kepada Allah SWT yang setinggi-tingginya. Alhamdulillahi robbil alamin, hamdan katsiron thoyyiban mubarokan ‘ala kulli hal, dimana salah seorang PMI yang bekerja di Arab Saudi bernama Etty lolos dari hukuman kisas setelah kita upayakan tebusan kepada keluarganya dengan tebusan sebesar Rp 15,5 miliar," ucap Kiai Said dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Etty adalah PMI asal Majalengka, Jawa Barat yang dijatuhi hukuman mati pada 2001 setelah didakwa menjadi penyebab kematian majikannya. Ahli waris majikannya semula menuntut 30 juta riyal atau sekitar Rp107 miliar sebagai diyat (tebusan), tapi pada 2019 KBRI di Arab Saudi berhasil bernegosiasi untuk memaafkan dia dengan 4 juta riyal atau sekitar Rp15,5 miliar.
KBRI Arab Saudi lalu melakukan penggalangan dana kepada masyarakat di Tanah Air untuk membantu pembayaran diyat guna membebaskan Etty dari hukuman mati.