REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenama fashion Kanye West, Yeezy, dilaporkan menjadi salah satu penerima pinjaman dana bantuan Program Perlindungan Paycheck (PPP). Program ini dibentuk pada Maret oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) guna membantu usaha kecil mempertahan karyawan dalam daftar gaji mereka selama pandemi Covid-19.
Berkolaborasi dengan Nike, rapper miliarder itu meluncurkan Yeezy pada 2009. Dikabarkan Mirror, Selasa (7/7), dilaporkan bahwa angka penjualan Yezzy sangat anjlok selama pandemi dan itu berdampak pada hampir 160 karyawannya.
Terlepas dari status keuangannya, West telah beralih ke program pemerintah AS untuk mengamankan sekitar 2 juta dolar AS hingga 5 juta dolar AS, demi menjamin kesejahteraan karyawannya. Hal itu diungkap dalam rilis resmi Administrasi Bisnis Kecil (SBA) AS pada Senin.
PPP didirikan untuk membantu kesejahteraan pekerja di perusahaan dan organisasi nirlaba dengan kurang dari 500 karyawan terdampak selama penguncian dan pandemi Covid-19. Daftar yang dirilis SBA memberikan data akuntan detail tentang perusahaan yang mengajukan pinjaman dan mana saja yang disetujui untuk menerima dana.
Beberapa perusahaan produksi Hollywood juga mengajukan permohonan bantuan PPP setelah pembuatan film dihentikan pada pertengahan Maret dan membuat puluhan ribu pemain dan kru kehilangan pekerjaannya.