REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali mengatakan Development Basketball League (DBL) dapat menjadi harapan dalam pembinaan talenta-talenta muda untuk memasok pemain timnas Indonesia. Hal itu Menpora sampaikan saat mengikuti DBL Indonesia Talks secara virtual di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (6/7).
Menurut Menpora, DBL Indonesia memiliki pengaruh dalam pembinaan atlet muda basket nasional. "Pengaruhnya pasti sangat besar sekali, kami di Kemenpora sedang memfinalkan grand design untuk semua cabor, prestasi olahraga tidak akan baik jika pembinaan usia mudanya tidak dilakukan," ujar Menpora dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (6/7).
Menpora berterima kasih dengan adanya DBL yang hingga kini telah berjalan selama 17 tahun di 30 kota dan 22 provinsi di Indonesia. "Terima kasih kepada Mas Azrul Ananda yang telah menginisiasi DBL yang sudah berusia 17 tahun. Terima kasih sumbangsihnya terhadap pembinaan atlet-atlet muda," kata Menpora.
Ia berharap pembinaan ini ke depan menjadi sumber dari pemain-pemain yang akan muncul di timnas. Menurut Menpora, pembinaan usia muda di semua cabor ditujukan agar ada talenta-talenta muda yang kelihatan dan secara berjenjang bisa dibina dan ujungnya terbentuklah timnas yang tangguh.
"DBL adalah satu harapan kita untuk menyuplai pemain-pemain basket yang akan menjadi tulang punggung timnas Basket Indonesia," kata dia.
Pada 2023, Indonesia akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Basket Dunia. Menpora mewanti-wanti agar timnas basket Indonesia jangan sampai tak lolos kualifikasi.
"Jangan sampai timnas kita tidak lolos dalam kualifikasi Kejuaraan Basket Dunia karena nantinya kita hanya akan menjadi tuan rumah saja ini disayangkan," kata Menpora.
"Untuk itu kehadiran DBL ini harus dapat dimanfaatkan untuk pembinaan berjenjang cabang olahraga bola basket Tanah Air, dan untuk PB Perbasi saya harap bisa seobjektif mungkin dalam hal rekruitmen untuk tim-tim nasional selajutnya," pesannya.
Founder dan CEO DBL Indonesia, Azrul Ananda mengatakan tahun 2020 ini liga DBL Indonesia memasuki umur yang ke-17. "Untuk liga anak-anak SMA seharusnya sweet seventeen tapi yang terjadi pandemi ini dan membuat kami untuk evaluasi total dengan hati-hati dan menjadi tantangan," ujarnya.
DBL, kata dia, sudah bersiap untuk terus berkembang. Saat ini sudah ada 40 ribu lebih peserta mewakili ribuan sekolah dari 241 kota di seluruh Indonesia dan melibatkan setiap tahun satu setengah juta orang. "DBL menjadi liga terbesar kedua setelah sepak bola, semoga pandemi ini segera berlalu," harap Azrul.