REPUBLIKA.CO.ID,DHAKA--Relawan Muslim membantu penguburan jenazah Kristiani yang meninggal akibat Covid-19. Aksi yang menggambarkan keharmonisan antar agama ini tersebar luas di sosial media dan menarik apresiasi warga Bangladesh.
Menurut data WHO, hampir 160.000 kasus telah dilaporkan di Bangladesh dengan sekitar 2.000 kematian, termasuk umat Kristen. Meski begitu, tak banyak orang yang bersedia membantu proses pemakaman, karena tingginya resiko terinfeksi.
Disisi lain, sukarelawan Muslim di Bangladesh yang hidup jauh dari keluarganya, telah dilatih untuk mengubur para korban virus corona. Mulai dari penyemprotan desinfektan, hingga penguburan.
Dilansir dari Asia News, proses penguburan jenazah Covid-19 terdiri dari beberapa langkah,
1. Penyemprotan desinfektan (campuran air dan alkohol) ke tubuh jenazah
2. Memandikannya dengan larutan sabun dan air, dan menggosoknya dengan kain.
3. Membungkus tubuh jenazah dengan kain kafan dan ditempatkan di dalam kantong plastik khusus.
Sahidul Islam, kepala Yayasan Al-Manahil, sebuah badan amal yang berbasis di Chittagong, mencatat bahwa penguburan orang Kristen adalah pengalaman baru bagi kelompoknya.
"Kami menerima telepon dari otoritas kesehatan dan segera merespons, terlepas dari agama yang dianut almarhum. Kami telah melihat banyak situasi sulit, bahkan kasus di mana anak-anak menolak untuk menyentuh tubuh ayah mereka," kata Sahidul yang dikutip di Asia News, Selasa (7/7).
Sahidul mengatakan, Yayasan Al-Manahil tidak mengenakan biaya untuk jasa mereka. Dia meyakinkan bahwa yayasan yang dibangun dengan dana sukarela ini, murni bergerak demi tujuan humanis.
“Kami membawa Mary Stela Roy, seorang wanita Kristen, dari rumah sakit ke pemakaman. Keluarganya sangat berterima kasih kepada kami," ungkap Sahidul.
Organisasi sukarelawan Muslim lainnya, Man for Man Force, di Dhaka juga mengatakan baru saja membantu penguburan Rony Gomes, seorang Katolik dari paroki Dharenda.
Mohammad Rajib, salah satu sukarelawan, mengatakan bahwa pandemi adalah tantangan global, dan untuk alasan ini, semua agama harus bersatu untuk melawannya. Dia mengatakan, saat proses penguburan, beberapa umat Katolik datang untuk melihat proses penguburan, mengingat tak banyak yang mengetahui tata cara penguburan korban Covid-19.
"Pastor Albert Rozario, pastor paroki di Dharenda, mengatakan, umat Katolik belum memperoleh pengetahuan yang tepat untuk menguburkan mayat yang terinfeksi. Karenanya, ia berterima kasih kepada relawan Man for Man Force atas bantuan ini," ujar Rajib.
Sumber: