REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Juru bicara Tiktok mengatakan, akan keluar dari pasar Hong Kong dalam beberapa hari, Senin (6/7) malam. Keputusan itu diambil dari pertimbangan perusahaan teknologi lain, termasuk Facebook Inc, telah menangguhkan pemrosesan permintaan pemerintah untuk data pengguna di kota tersebut.
"Mengingat peristiwa baru-baru ini, kami telah memutuskan untuk menghentikan operasi aplikasi Tiktok di Hong Kong," kata juru bicara Tiktok dalam menanggapi pertanyaan Reuters tentang komitmennya terhadap pasar.
Aplikasi video pendek milik ByteDance yang berbasis di China telah membuat keputusan untuk keluar dari wilayah tersebut. Hal itu terjadi setelah China menetapkan Undang-Undang Keamanan Nasional baru untuk kota semi-otonom.
Perusahaan yang sekarang dijalankan oleh mantan eksekutif Walt Disney Co, Kevin Mayer, telah mengatakan di masa lalu, bahwa data pengguna aplikasi tidak disimpan di China. Pada akhir tahun lalu, mendapatkan tuduhan telah mentransfer sejumlah besar data pengguna ke China.
Dikutip dari BBC, tuduhan itu bahkan diajukan gugatan perwakilan kelompok di Amerika Serikat karena dugaan perusahaan diam-diam mengambil konten tanpa persetujuan pengguna. Data dikirim ke dua server di China, didukung oleh Tencent dan Alibaba. Tuduhan itu pun langsung disangkal oleh perusahaan. Tiktok diperkirakan memiliki sekitar setengah miliar pengguna aktif di seluruh dunia pada akhir tahun lalu.