Selasa 07 Jul 2020 13:35 WIB

Pembangunan Rumah Deret Tamansari Molor Akibat Covid-19

Total anggaran pembangunan rumah deret mencapai Rp 60 miliar

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Alat berat menghancurkan rumah-rumah warga saat penggusuran pemukiman di lahan milik Pemkot Bandung yang akan dijadikan Rumah Deret, di kawasan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (12/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Alat berat menghancurkan rumah-rumah warga saat penggusuran pemukiman di lahan milik Pemkot Bandung yang akan dijadikan Rumah Deret, di kawasan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pembangunan rumah deret di Tamansari, Kota Bandung yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020 dipastikan molor hingga 2021 mendatang. Salah satu faktornya, anggaran pembangunan rumah deret di realokasi untuk penanganan pandemi covid-19.

Kabid Perumahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertanahan (DPKP3) Kota Bandung, Nunun Yanuati mengatakan anggaran pembangunan rumah deret tahun 2020 sebesar Rp 34 miliar dipotong menjadi Rp 10 miliar. Katanya, pembangunan akan dimulai dengan membangun masjid dan pondasi rumah deret.

"Progresnya mulai persiapan perencanaan pembangunan mengukur ulang dan mengecek daya dukung tanah," ujarnya di Balai Kota Bandung, Selasa (7/7). Usai itu, menurutnya, pekerjaan yang dilakukan adalah mematangkan dan membersihkan lahan.

Ia mengatakan, pengukuran lahan baru dimulai saat ini sebab tertahan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurutnya, diharapkan ke depan pembangunan bisa berjalan dengan lancar.

Dari sisi perizinan, ia mengaku tinggal menunggu izin mendirikan bangunan (IMB) yang diharapkan dalam dua pekan ke depan rampung. Menurutnya, dengan anggaran Rp 10 miliar maka pembangunan akan dimulai dengan membangun masjid dan pondasi.

"Kemungkinan sampai 2021 (pembangunan)," katanya. Nunun mengatakan anggaran yang sudah terserap untuk pembangunan rumah deret sebesar Rp 23 miliar dan sebesar Rp 10 miliar yang disiapkan akan digunakan untuk tahun ini.

Menurutnya, pihaknya akan mengajukan sisa anggaran sebesar Rp 30 miliar pada 2021 untuk menyelesaikan pembangunan rumah deret. Diketahui, total anggaran untuk pembangunan rumah deret mencapai Rp 60 miliar lebih.

Ia menambahkan, kendala lain yang dihadapi yaitu masih ada sekitar 5 kepala keluarga yang menolak pembangunan rumah deret dan bertahan di sekitar area pembangunan. Namun, pihaknya memastikan akan mengikuti jalur hukum apabila para warga tersebut mengajukan gugatan.

"Masih ada penolakan 5 kepala keluarga, 3 kepala keluarga berdiam diri di masjid dan 2 diluar area pembangunan," ungkapnya. Ia memastikan jika di lapangan situasi dan kondisi masih kondusif serta tidak terjadi bentrokan. 

"Saat ini masih kondusif, di lapangan tidak ada bentrokan. Kami melaksanakan pengukuran, tidak ada masalah apa-apa, masih kondusif," katanya. Nunun mengaku masih melakukan komunikasi dengan pihak warga agar mencari solusi dan jalan keluar.

Terkait adanya kebakaran di lokasi pembangunan, ia mengaku tidak mengetahui pelaku yang membakar. Menurutnya, pembakaran terjadi bukan di lokasi warga yang pro dan kontra.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement