REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sedikitnya 17 orang tewas karena bunuh diri di Jalur Gaza yang menjadi daerah miskin pada tahun ini.
Wakil Direktur Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan, Samir Zaqout, mengatakan ada ratusan warga lain yang telah mencoba bunuh diri.
"Kami telah mencatat 17 kematian akibat bunuh diri dan ratusan percobaan bunuh diri, yaitu di antara kaum muda, sejak awal tahun ini," kata Samir Zaqout, seperti dilansir dari Al Arabiya yang mengutip AFP, Selasa (7/7).
Zaqout menuturkan, faktor utama terjadinya kematian akibat bunuh diri itu adalah kemiskinan ekstrem yang melanda wilayah Jalur Gaza.
Dia menambahkan, kondisi kehidupan yang sulit dan kurangnya kebebasan berekspresi adalah semua faktor di balik bunuh diri ini.
Sementara itu, juru bicara kepolisian Hamas, Ayman al-Batniji, membantah data bunuh diri yang dilaporkan Al Mezan.
Menurutnya, angka bunuh diri tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. "Tahun ini telah terjadi 12 bunuh diri di Gaza dan itu kurang dari 32 kasus yang dilaporkan pada 2019," katanya.
Israel telah memberlakukan blokade darat, laut, dan udara yang menyesakkan Jalur Gaza selama lebih dari satu dekade, setelah menarik diri dari kantong padat penduduk pada 2005.
Menurut PBB, sebelum pandemi virus Covid-19, 43 persen dari perkiraan dua juta penduduk Gaza merupakan pengangguran. Sementara 80 persen penduduk bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.
Bank Dunia memperkirakan bahwa kemiskinan memengaruhi 53 persen warga Gaza sebelum pandemi dan jumlahnya kini bisa mencapai 64 persen. Gaza sejak 2007 telah diperintah kelompok militan Hamas.