Selasa 07 Jul 2020 15:44 WIB

Mentan: Kalau Perlu, Riset Antivirus Eucalyptus Dihentikan

Riset potensi tanaman obat Indonesia dalam konteks masa pandemi sesuai ranah kerja

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Kementerian Pertanian (Kementan) menjajaki kerjasama kolaborasi dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam pengembangan inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus. Kerjasama ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus.
Foto: Kementan
Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Kementerian Pertanian (Kementan) menjajaki kerjasama kolaborasi dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam pengembangan inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus. Kerjasama ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menuturkan riset terkait potensi eucalyptus untuk menjadi antivirus corona sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertanian (Kementan). Namun, ia menyampaikan akan menghentikan riset tersebut jika tidak mendapatkan dukungan.

"Khusus eucalyptus, kalau dibilang berhentikan saya berhentikan," kata Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Selasa (7/7).

Syahrul mengatakan, Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki Balai Besar Penelitian Veteriner. Balai tersebut memiliki unit Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah. Oleh karena itu, riset terkait potensi tanaman obat dan rempah di Indonesia dalam konteks masa pandemi Covid-19 sesuai dengan ranah kerja.

Ia menilai tidak pernah memberikan keterangan khusus terkait kalung antivirus eucalyptus yang akhirnya menjadi viral di media sosial. Oleh karena itu, kata Syahrul, pihaknya juga berkewajiban untuk melakukan pembelaan para jajarannya, khususnya para peneliti di Kementan.

"Kalau didukung, saya jalan terus," kata Syahrul.

Menanggapi itu, Ketua Komisi IV DPR, Sudin, mempersilakan Kementerian Pertanian untuk melanjutkan upaya lanjutan untuk mencari antivirus corona dengan tanaman eucalyptus di Indonesia. Hanya saja, ia meminta agar untuk urusan produksi massal tidak menggunakan APBN.

"Selama tidak pakai uang APBN, silakan. Tapi kalau pakai APBN saya tidak mau. Apa jadinya nanti kalau gagal? Pak Menteri dan saya juga yang kena," kata Sudin.

Ia menambahkan, lebih baik Kementan memprioritaskan untuk mencari vaksi demam babi afrika (ASF). Sebab hal itu menurut Sudin lebih sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi Kementerian Pertanian. Terlebih lagi, virus ASF kian hari makin menyebar dan belum ditemukan vaksinnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement