Selasa 07 Jul 2020 16:45 WIB

Jadikan Protokol Kesehatan Covid Sebagai Gaya Hidup

Ada yang beranggapan new normal artinya kehidupan sudah normal kembali.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat (Sumbar) Defriman Djafri mengimbau masyarakat meningkatkan kesadaran menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona atau Covid-19. Defriman mengimbau walau pemerintah sudah menerapkan new normal, masyarakat harus tetap waspada dan membentengi diri dengan protokol kesehatan karena kenyataannya virus corona masih ada.

"Jadikanlah protokol kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak itu sebagai kebiasaan baru. Jadikan itu gaya hidup," kata Defriman kepada Republika.co.id, Selasa (7/7).

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand tersebut melihat sebagian besar masyarakat beranggapan new normal adalah sudah dapat hidup dengan normal kembali. Banyak masyarakat yang tidak lagi disiplin memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.

Harusnya untuk menuntaskan Covid di sebuah daerah, selain harus ada intervensi dari pemerintah, juga harus ada tindakan dari masyarakat untuk memutus mata rantai penularan.

"Sekarang new normal, masyarakatnya udah antiklimaks. Serasa sudah normal kembali," ujar Defriman.

Defriman menyarankan pemerintah melakukan survei untuk mengukur bagaimana penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Untuk mengetahui berapa persen masyarakat yang disiplin memakai masker, berapa persen yang selalu disiplin jaga jarak dan cuci tangan rutin.

Supaya pemerintah dapat memikirkan tindakan lebih lanjut untuk terus melakukan sosialisasi penerapan protokol kesehatan.

Selama ini menurut Defriman, pemerintah hanya menyebutkan persentase masyarakat sudah menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak hanya berdasarkan pandangan mata di sebuah fasilitas umum.

Defriman melihat justru sudah banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan karena sudah beranggapan new normal, kehidupan sudah normal kembali.

"Di tempat wisata misalnya, saya lihat di Bukittinggi di kebun binatang, tidak ada tanda silang untuk jaga jarak. Justru pendatangnya yang lebih disiplin dengan memakai masker dan kesadaran akan cuci tangan. Harusnya semua sama-sama membangun atmosfer untuk menerapkan protokol kesehatan," kata Defriman menambahkan.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لِلْفُقَرَاۤءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَرْضِۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَاۤءَ مِنَ التَّعَفُّفِۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْۚ لَا يَسْـَٔلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ࣖ
(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.

(QS. Al-Baqarah ayat 273)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement