Selasa 07 Jul 2020 17:17 WIB

Jika Kepentingan Komersil, Reklamasi Ancol akan Ditolak

Zita menyarankan agar masuk wisata Ancol tidak dikenakan tarif.

Pekerja menggunakan alat berat menggarap proyek reklamasi Ancol di Jakarta, Sabtu (4/7/2020).
Foto: ANTARA /Rivan Awal Lingga
Pekerja menggunakan alat berat menggarap proyek reklamasi Ancol di Jakarta, Sabtu (4/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menyatakan akan menolak dengan keras reklamasi Ancol sekitar 155 hektare jika untuk kepentingan komersil seperti 17 pulau reklamasi sebelumnya.

Zita mengatakan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI ingin mendengarkan dahulu klarifikasi Gubernur Anies mengenai penerbitan izin atas reklamasi perluasan kawasan Ancol, Jakarta Utara tersebut.

"Kita lihat dulu pak Gubernur Anies nambah reklamasi ini apa isinya, kalau isinya sama persis kayak dulu-dulu mungkin kita enggak sepakat," kata Zita di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (7/7).

Untuk saat ini, Zita mengatakan, pihaknya menyambut baik Pemprov DKI yang akan membangun Museum Internasional Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam di kawasan Ancol Timur seluas 20 ha yang sudah menjadi daratan.

"Kita lihat di kawasan Ancol memang untuk masjid sebagainya terbatas, tidak ada simbol-simbol itu. Kalau Pak Gubernur ingin membuat museum nabi tentu kami dukung," ujar dia.

Putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) itu mengatakan tolak ukur Fraksi PAN ialah soal keberpihakan pada masyarakat, jika reklamasi untuk kepentingan publik, maka PAN akan mendukung dan bila sebaliknya partaiakan menolak keras.

"Reklamasi yang dulu ditolak karena keberpihakan dengan ekonomi atas. Kalau reklamasinya untuk menengah ke bawah, boleh kita lihat dulu rencana pak gubernur seperti apa," ujar dia.

Koordinator Komisi E DPRD DKI Jakarta mengatakan, setelah nantinya reklamasi diperuntukkan untuk publik, Zita menyarankan agar masuk wisata Ancol tidak dikenakan tarif.

"Saya salah satunya mengusulkan agar warga masuknya gratis, kecuali masuk wahana itu oke (berbayar). Usulan rumah susun nelayan itu bagus," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement