REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah pes yang baru-baru ini muncul di China bisa ditangani dengan baik. Selain itu WHO tidak menganggapnya cukup untuk disebut mempunyai risiko tinggi.
“Untuk saat ini, kami tidak menganggapnya berisiko tinggi, namun kami mengawasi dan memantau dengan hati-hati,” ujar juru bicara WHO, Margaret Harris, kepada wartawan di Jenewa, Swiss, Selasa (7/7).
Otoritas lokal di kota Bayan Nur, wilayah Mongolia Dalam, China, pada Ahad (5/7) mengeluarkan peringatan soal wabah pes, sehari setelah sebuah rumah sakit melaporkan satu kasus lagi yang diduga pes.
Sebelumnya ada total empat kasus penyakit pes pada manusia yang terjadi di sana, November tahun lalu, termasuk dua kasus terkait pneumonia—jenis yang lebih mematikan. “Kami memantau wabah yang terjadi di China, kami mengamatinya secara lekat dalam kerja sama dengan dengan otoritas China dan Mongolia,” kata Harris menambahkan.
Wabah pes, yang dalam sejarah Abad Pertengahan dikenal sebagai the Black Death (kematian hitam), adalah penyakit infeksi menular dan seringkali berakibat fatal yang kebanyakan ditularkan oleh hewan sejenis tikus.
Kasusnya biasa muncul di China, sekalipun kini menjadi semakin jarang terjadi.