REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdulmanap Nurmagomedov, ayah petarung MMA Rusia Khabib Nurmagomedov, menghembuskan nafas terakhir pada 3 Juli 2020 waktu setempat. Kepergian sang ayah dinilai akan berdampak besar terhadap kelangsungan karier Khabib yang kini memegang sabuk juara dunia kelas ringan UFC.
‘’Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abdulmanap dan orang-orang yang dicintainya,’’ kata Yevgeny Kafelnikov, seperti dikutip situs olahraga Rusia Sport Express, Selasa (7/7). ‘’Bagi Khabib, ini adalah momen yang sangat sulit.’’
Kafelnikov, mantan petenis Rusia yang meraih dua kali Grand Slam, menilai tidak mudah bagi Khabib kehilangan sang ayah sekaligus pelatih yang sangat dekat dengannya. Sehingga, Khabib akan kesulitan jika melanjutkan karier MMA-nya.
‘’Saya pikir ayah Khabib tidak akan pernah ingin dia bertahan dalam pertarungan berikutnya,’’ katanya. ‘’Tapi saya tidak ingin memberikan rekomendasi, Khabib yang akan membuat keputusan.’’
Tatiana Tarasova, pelatih skating ternama Rusia semasa era Uni Soviet, menuturkan hal serupa. Khabib akan mengalami kesulitan sepanjang waktu karena tidak akan pernah bisa melupakan kematian sang ayah.
’’Tetapi dia harus bertahan, seperti yang diajarkan ayahnya untuk bertindak dalam situasi sulit. Dia memberinya banyak cinta,’’ kata Tarasova. ‘’Yang paling penting, saya meminta Khabib untuk tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa dan dengan sabar menerima semua kesulitan.’’
Sementara, Valery Gazzaev menilai kepergian Abdulmanap akan berdampak pada mental Khabib. Karena Sang Elang, julukan Khabib Nurmagomedov, sangat dekat dengan Abdulmanap sehingga sulit melanjutkan karier tanpa kehadiran sang ayah.
‘’Ketika kita berbicara tentang Khabib Nurmagomedov, kita harus perhatikan bahwa Abdulmanap adalah ayah yang memainkan peran kunci dalam pembentukan kariernya sebagai legenda MMA,’’ kata Gazzaev yang sukses menjuarai Piala UEFA bersama CSKA Moskow.
‘’Abdulmanap berperan dalam membangun sistem pelatihan putranya dan asuhan serta budayanya,’’ katanya. ‘’Abdulmanap melakukan segalanya untuk memastikan Khabib memuliakan Rusia di seluruh dunia.’’
Rencana Pensiun
Pada akhir Desember 2019, Khabib pernah mengutarakan rencananya untuk pensiun di usia kepala tiga. Ia saat itu dijadwalkan akan bertarung menghadapi Tony Ferguson pada April 2020.
Namun, pertarungan batal dan Ferguson jadinya bertarung lawan Justin Gaethje. Ferguson menelan kekalahan sehingga Gaethje yang akan akhirnya akan menantang Khabib pada September mendatang.
Kepada RT Sport, Khabib saat itu mengatakan bahwa akan memikirkan rencana pensiun usai pertarungan lawan Ferguson.
‘’Setelah pertarungan itu, maka kami akan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya. ‘’Kami akan mempertimbangkan apakah ada gunanya bertarung lagi.’’
Khabib menilai faktor usia juga menjadi bahan pertimbangan. Usianya kini 31 tahun, menurut Khabib, adalah usia yang sangat bagus untuk bertarung. Namun, usia kepala tiga juga merupakan usia mendekati masa pensiun.
‘’Tapi, akan selalu ada alasan untuk bertarung. Uang bisa jadi alasan bertarung," ujarnya.
Khabib menyatakan semua itu sebelum Abdulmanap terserang virus corona pada April 2020. Dan, sepertinya bukan gayanya Khabib jika bertarung demi alasan uang.
Sang Elang hanya akan bertarung demi kehormatan keluarga. Kini setelah sang ayah pergi selamanya, apakah ada alasan kuat Sang Elang tetap bertarung di arena octagon?