Rabu 08 Jul 2020 09:04 WIB

Boikot Berlanjut, Facebook Dinilai tak Komitmen Berubah

Lebih dari 900 pengiklan telah memboikot Facebook.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Facebook
Foto: EPA
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penyelenggara aksi boikot iklan Facebook Inc menilai tidak ada komitmen dari perusahaan teknologi untuk melakukan tindakan, meski telah bertemu dengan Kepala Eksekutif, Mark Zuckerberg, pada Selasa (7/7). Facebook menolak mendukung langsung mengatasi masalah ujaran kebencian yang tersebar.

Anti-Defamation League (ADL), Free Press, Color of Change, dan NAACP bertemu selama lebih dari satu jam melalui konferensi video dengan eksekutif Facebook. Dalam pertemuan itu, hadir Zuckerberg dan Chief Operating Officer, Sheryl Sandberg, untuk membahas tuntutan kelompok.

Baca Juga

"Mereka (Facebook) muncul pada pertemuan tersebut dengan mengharapkan A untuk hadir," kata presiden Color of Change, Rashad Robinson, setelah pertemuan tersebut.

Robinson mengatakan, satu-satunya rekomendasi yang Zuckerberg dan Sandberg coba atasi adalah menetapkan posisi hak-hak sipil di dalam perusahaan.

Facebook juga menolak untuk menawarkan dukungan langsung dengan perwakilan Facebook untuk korban pelecehan. Perusahan tidak memberikan rincian tentang audit ujaran kebencian independen yang telah dibahas dengan pengiklan.

"Kami tahu, kami akan dihakimi oleh tindakan kami, bukan dengan kata-kata kami dan berterima kasih kepada kelompok-kelompok ini dan banyak lainnya atas keterlibatan mereka yang berkelanjutan," ujar penyataan Facebook setelah pertemuan.

Lebih dari 900 pengiklan telah menandatangani kampanye "Stop Hate for Profit" yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok hak sipil untuk menekan jaringan media sosial terbesar di dunia itu. Kelompok ini mengambil langkah-langkah konkret untuk memblokir ujaran kebencian dan informasi yang salah, setelah peristiwa kematian George Floyd di tangan polisi.

Kampanye, yang meminta pengiklan untuk menghentikan sementara iklan Facebook untuk Juli. Tuntutan ini meminta 10 perubahan, termasuk memungkinkan korban pelecehan untuk berbicara dengan karyawan Facebook dan memberikan pengembalian uang kepada mereka yang iklannya muncul di samping konten ofensif.

"Kami memiliki 10 tuntutan, dan secara harfiah kami melewati 10 tuntutan dan kami tidak mendapatkan komitmen, kerangka waktu atau hasil yang jelas," kata kepala eksekutif ADL, Jonathan Greenblatt.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement