Warta Ekonomi.co.id, Bogor
China kembali buka suara soal perlakuan Inggris kepada Huawei, setelah pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson menyiratkan niatnya untuk memutus kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi tersebut.
Menurut Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, Inggris mesti menanggung konsekuensi jika memperlakukan China sebagai musuh dalam perizinan keterlibatan Huawei dalam pengembangan jaringan 5G Inggris.
"Kami ingin menjadi mitra Anda (Inggris), tetapi jika Anda ingin menjadikan China sebagai musuh, Anda mesti menanggung konsekuensinya," ujar Xiaoming, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/7/2020).
Baca Juga: Janji Manis Inggris ke Huawei Berbuah Tragis? Bisa Putus Hubungan
Baca Juga: Prancis Minta Operator Tak Pakai Alat Huawei, 'Demi Kemerdekaan!'
Inggris telah mengizinkan Huawei terlibat dalam pengembangan jaringan 5G pada April lalu, walau ada batasan. Namun, pada pekan lalu, Johnson mengatakan ia akan mempertimbangkan keputusan terhadap Huawei dengan hati-hati karena sejumlah pihak mengkritik keputusan sebelumnya.
Badan Intelijen Siber Inggris (GCHQ) berujar, "kami telah meninjau kembali risiko jika kami menggunakan komponen teknologi Huawei."
Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, GCHQ mengategorikan Huawei sebagai vendor berisiko tinggi. Karena itulah, lembaga tersebut mendesak Johnson menghentikan kemitraan dengan Huawei, paling lambat akhir tahun ini.
"Sanksi baru AS kepada Huawei akan memaksanya menggunakan teknologi tak berkualitas, sehingga berpotensi menimbulkan risiko," sebut Pusat Keamanan Siber di GCHQ.