REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Diplomat senior China mengatakan bila Amerika Serikat (AS) bersedia mengurangi kekuatan nuklir hingga level yang sama dengan China, maka China 'akan dengan senang hati' berpartisipasi dalam negosiasi pengendalian senjata yang sedang dilakukan AS dan Rusia.
Di hadapan wartawan Rabu (8/7), kepala departemen pengendalian senjata Kementerian Luar Negeri China Fu Cong kembali menegaskan Negeri Tirai Bambu tidak tertarik bergabung dalam perundingan AS dan Rusia. Sudah lama AS berusaha menarik China bergabung dalam negosiasi tersebut.
AS ingin negosiasi pengendalian senjata menjadi negosiasi trileteral. Presiden AS Donald Trump berulang kali meminta China bergabung dalam perundingan pengendalian senjata yang akan mengganti perjanjian New START (for Strategic Arms Reduction Treaty).
Perjanjian itu akan habis masa berlakunya pada bulan Februari tahun depan. New START menggantikan Perjanjian Moskow (SORT) yang berakhir bulan Desember 2012.
Perjanjian ini kelanjutan dari START I yang berakhir Desember 2009. Perjanjian START II yang tidak pernah diberlakukan, dan negosiasi perjanjian START III tidak pernah selesai.
China diperkirakan memiliki 300 senjata nuklir. Mereka selalu menolak ajakan Trump.